Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
WARGA Desa Twaowutung, Kecamatan Nagawutun, Kabupaten Lembata, NTT kini boleh bernapas lega. Pasalnya, kesulitan air bersih yang dialami selama puluhan tahun kini dapat teratasi.
Melalui proyek bantuan air bersih dari Pemerintah Provinsi NTT dan Pemerintah Pusat, warga setempat kini bisa menikmati air minum bersih.
Bupati Lembata, Eliazer Yentji Sunur, Rabu (6/9), meresmikan proyek pengadaan air minum bersih di Desa Twaowutun, Kecamatan Nagawutun, Kabupaten Lembata, NTT.
"Ini adalah model kerja sama yang baik dari pemerintah Provinsi dan Pusat. Kerja sama itu menjadi konkret seperti ini. Selama puluhan tahun, kampung ini mengkonsumsi air bersih dari sumur yang terasa asin," ujar Bupati Sunur.
Menurut Bupati Sunur, guna mengatasi kesulitan air bersih di daerah daerah lain di pesisir Utara Lembata, pihaknya akan menambah pasokan sarana Pipa dari Desa Desa tetangga, guna mengatasi kekurangan sarana air bersih di Desa sekitar.
Pemerintah juga menurut Bupati Sunur, akan menerapkan pola rekayasa enginering dengan memanfaatkan sungai yang mengalir dari Desa Bour hingga Desa Pasir Putih di wilayah pesisir Utara Lembata.
"Selain dimanfaatkan untuk air bersih, (juga dilakukan) rekayasa enginering. Jadi air yang kita tangkap, kita alirkan baru kita naikan. Jadi selain untuk air bersih, juga dapat dimanfaatkan untuk irigasi," ungkapnya.
Dalam program hilirisasi yang digagas di sektor pertanian dengan memanfaatkan estuari di kali Wai Ma.
Nanti kita treatment agar layak konsumsi," ujar Bupati Sunur.
Ia menargerkan pada 2020 semua Desa harus sudah terlayani oleh air.
"Kemarin target listrik terlayani 2019, pada 2020 kita targetkan air bersih terlayani. Target ini dapat dikejar dengan membangun kerja sama dengan pemerintah Provinsi dan Pusat, " ujar Sunur.
Dikatakannya, sinergitas pemerintah itu sifatnya implementatif bukan administratif. Berarti harus ada intervensi anggaran baik dari pemerintah Provinsi maupun pemerintah pusat.
Menurut Bupati Sunur, kekurangan air bersih di Lembata lebih disebabkan karena kekurangan sumber air. Namun pihaknya yakin, air yang sedikit itu sedapat mungkin direkayasa untuk kebutuhan dasar masyarakat.
"Karena rekayasa butuh teknologi, tetapi mungkin akan mahal, tetapi jangan pikir mahalnya. Pikirlah manfaatnya untuk masyarakat agar pada saatnya akan mengentaskan kemiskinan di Lembata," ujar Bupati Sunur. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved