Produksi Padi tidak Terganggu

KEKERINGAN yang melanda banyak daerah tidak mengganggu produktivitas padi. Daerah lumbung padi Jawa Barat, Kabupaten Cianjur, masih aman menghasilkan produksi padi kendati kekeringan juga melanda wilayah itu. Luasan lahan tanaman padi yang terdampak kekeringan di Kabupaten Cianjur sekitar 624 hektare. Namun, Dinas Pertanian, Perkebunan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Cianjur mengklaim dampaknya tidak terlalu siginifikan terhadap pencapaian target produksi.

"Alhamdulillah sejauh ini bisa kita antisipasi dengan mengatur pola tanam disesuaikan dengan iklim yang ada. Dampaknya ada, tapi tidak terlalu signifikan," kata Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Cianjur, Mamad Nano, kepada Media Indonesia, kemarin.

Sama halnya di Kabupaten Indramayu, kekeringan justru mampu meningkatkan produksi padi. "Produktivitas rata-rata gabah di musim gadu ini meningkat," kata Wakil Ketua KTNA Kabupaten Indramayu, Sutatang, kemarin.

Saat ini produktivitas gabah yang dihasilkan per hektare rata-rata mencapai 6,5 ton gabah kering panen. Angka ini menurut Sutatang meningkat jika dibandingkan dengan sebelumnya, rata-rata hanya 6 ton GKP. "Memang ada sejumlah areal tanaman padi di Indramayu mengalami puso sekitar 1.500 hektare. Itu tidak memengaruhi produktivitas gabah," tambahnya.

Dari Kota Cimahi, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (KPP) setempat menyatakan bahwa produksi tanaman pangan di wilayahnya aman dari pengaruh musim kemarau. "Di Cimahi, pada saat masuk musim kemarau sebagian besar tanaman padi sudah masuk musim panen," kata Kabid Pertanian di Dinas KPP Kota Cimahi, Mita Mustikasari.

Senada dengan Kota Cimahi, Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta menjamin tidak akan kekurangan pangan. Alasannya, target sawah yang dapat ditanami padi jauh lebih luas jika dibandingkan dengan sawah baku yang ada.

Dari Jawa Timur, Pemkab Lamongan mengklaim mampu meningkatkan produksi komoditas pangan di wilayahnya. Pada tahun lalu produksi padi sudah mencapai targer 1.087.964 ton. Bahkan, tahun ini diklaim bisa swasembada panga, sedangkan di Kabupaten Klaten, Banyumas, dan Gunungkidul tidak seluruh areal persawahan bisa ditanami padi karena tidak ada pengairan.

Harga gabah mahal

Kendati pasokan gabah aman, Bulog masih mengalami kendala penyerapan gabah karena harga jual di tingkat petani lebih tinggi dari harga pemerintah. Seperti di Malang dan Karawang, harga gabah mahal menyebabkan penyerapan belum mencapai target pengadaan 2018. Seperti di Malang, Bulog baru menyerap 17.177 ton atau 40,04% dari target pengadaan mencapai 42.900 ton.

Kekeringan juga berdampak pada menyusutnya debit air situ dan waduk. Seperti di Kabupaten Subang, debit air di Situ Sukamelang, Situ Cinangsi, dan Bendung Leuwi Nangka di Bunder, Kelurahan Dangdeur menyusut.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Subang, Djaja Rohadamadja, mengatakan untuk menyelamatkan tanaman padi dari kekeringan, pihaknya bekerja sama dengan Perum Jasa Tirta II Jatiluhur, melakukan program gilir giring agar semua tanaman mendapat air.