Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
PENELITI dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM, Igan Supriatman Sutawidjaja, memberikan masukan terkait rekonstruksi pemulihan kehidupan masyarakat pascagempa yang mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Igan memaparkan bahwa rencana pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang akan memperbaiki tempat fasilitas umum serta rumah-rumah warga yang terdampak dengan menggunakan teknologi rumah tahan gempa Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha) atau rumah berbahan baku kayu adalah langkah yang tepat.
"Sebetulnya, masyarakat Lombok sudah terbiasa merasakan gempa karena pada 2013 lalu juga pernah ada kejadian serupa. Tapi mungkin masyarakat
lupa atau bagaimana karena mereka malah membuat lagi rumah bertembok. Kalau sejak kejadian itu (2013), warga langsung membangun rumah berbahan kayu, mungkin kerusakannya tidak separah seperti sekarang," katanya, Minggu (19/8).
Dia mengatakan, aplikasi Risha penting diterapkan untuk merekonstruksi rumah-rumah yang hancur akibat bencana, seperti di Lombok dan Bali.
Menurut dia, kawasan Lombok sangat rawan diguncang gempa karena ada pengaruh patahan atau sesar Flores dari timur laut Pulau Bali, Lombok, Sumbawa, hingga Flores.
Terlebih, di Flores Nusa Tenggara Timur juga pernah diguncang gempa bumi berkekuatan 7,8 skala Richter pada tahun 1992 yang menciptakan gelombang tsunami serta menyebabkan timbul rekahan selebar 200 meter dan panjang 200 kilometer dari laut Flores sampai utara Bali di bawah laut Samudera Indonesia.
"Wilayah yang pernah mengalami gempa bumi, kemungkinan besar akan
mengalami kejadian lagi, seperti Lombok, namun dengan waktu dan kekuatan yang belum dapat diprediksi secara akurat. Tapi biasanya skalanya di bawah 5 SK, daerah di pulau Sumatra seperti Aceh dan Sumatra Utara juga sering terekam gempa, namun skalanya kecil dan tidak dapat dirasakan oleh manusia," bebernya.
Igan juga mengomentari informasi di media sosial yang menyebutkan bahwa
pulau Jawa akan terjadi gempa bumi berkekuatan besar dalam beberapa waktu ke depan pasca gempa Lombok yang dipicu terjadinya pergerakan lempeng selatan mulai dari Selat Sunda hingga ujung pulau Jawa.
Dia menyatakan, pernyataan tersebut kurang tepat disampaikan ke masyarakat karena bisa memancing keresahan. Apalagi, disebutkan pula jika sesar Cimandiri bergerak, maka berpotensi memicu gempa bumi hingga magnitudo 8 SK karena pulau Jawa berdekatan dengan zona pertemuan lempeng bumi.
"Wajar kalau wilayah Indonesia, khususnya pulau Jawa rawan terjadi gempa bumi tapi tidak sepatutnya disampaikan ke masyarakat. Sekarang, langkah paling tepat adalah melakukan pencegahan bencana dengan cara mempersiapkan apa yang harus dilakukan masyarakat, baik sebelum dan sesudah terjadi gempa bumi," jelasnya. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved