Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
MAKANAN HEWAN ternak seperti kerbau, sapi dan kambing tak harus rerumputan hijau.
Institut Pertanian Bogor (IPB) memanfaatkan limbah pasar sebagai bahan baku pembuatan pakan ternak. Inovasi itu berbentuk menyerupai panganan wafer. Dalam pengembangannya, IPB bekerja sama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Brebes dan melibatkan peternak sapi.
Seperti yang dilakukan di Desa Buara, Kecamatan Ketanggungan, Brebes, pada Kamis (16/8). Puluhan peternak sapi dikumpulkan di Balai Desa Buara, untuk diajari membuat pakan ternak yang bahannya berasal dari limbah pasar dicampur pohot (tetes tebu).
Bukan hanya diajari teori cara pembuatan pakan ternak nonrumput, tapi juga praktik langsung. Para peternak sapi --baik kaum laki-laki maupun perempuan-- diajari langsung oleh mahasiswa IPB yang sedang melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa setempat.
"Pembuatan pakan wafer ini bisa menjadi salah satu alternatif untuk penyimpanan pakan yang efektif," kata Guru Besar IPB Yuli Retnani di Desa Buara, Kamis (16/8).
Yuli bertutur pembuatan pakan ternak wafer bahan bakunya diambil dari limbah sayuran yang ada di pasar tradisional. Karena limbah sayuran dari pasar-pasar tradisional sangat banyak, sehingga untuk mencari tempat pembuangan pun susah.
"Bahan baku limbah tak bisa diberi langsung ke ternak karena baunya tidak enak, jadi sapi atau ternak lainnya pun enggan memakannya," jelasnya
Karena itu, lanjut Yuli, limbah pasar tersebut diolah dengan inovasi baru, yaitu dengan bentuk seperti kue wafer. Hasilnya, hewan ternak suka dengan pakan tersebut.
Pemberian wafer dari limbah sayur pasar dapat menambah bobot badan hewan ternak seperti sapi dan domba sekitar 24% lebih tinggi dibandingkan pakan konvensional. Produk inovasi wafer limbah sayuran pasar juga dikembangkan sebagai produk pakan awet, bersih, dan kering dan sudah mendapat penghargaan dari Menristek sebagai 105 inovasi Indonesia pada 2013 dan proses paten dilakukan sejak 2012.
"Wafer yang dibuat dari bahan limbah sayuran pasar aman dikonsumsi oleh ternak dan tidak meninggalkan residu pada produk ternak," ucapnya.
Teknologi pengolahan pakan ternak lainnya, yakni wafer yang berasal dari daun lamtoro yang dapat mereduksi mimosin sebesar 33%. Hal tersebut sudah dilkaukan oleh peternak di Banyu Mulek, NTB.
Perwakilan Bappeda Brebes, Titi Yuliati menjelaskan Kecamatan Ketanggungan merupakan sentra ternak sapi terbesar di Kabupaten Brebes.
"Khusus di Desa Buara ini saja, peternak sapinya sampai 60%," ujarnya.(OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved