Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Disperum KPP Surakarta Desak Warga Bantaran Kali Pepe Segera Pindah

Widjajadi
14/8/2018 14:02
Disperum KPP Surakarta Desak Warga Bantaran Kali Pepe Segera Pindah
(MI/Widjajadi)

DINAS Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Disperum KPP) Kota Surakarta terus mendorong 30 warga bantaran Kali Pepe, Kampung Gandekan, Jebres, agar segera pindah lantaran perbaikan tanggul yang berdekatan dengan Pintu Air Kali Demangan tidak bisa ditunda.

Pihak Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo ( BBWSBS) sebagai representasi dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Pemukiman Rakyat (KemenPUPR) tidak mungkin menunda pekerjaan yang sudah mencapai 70%, apalagi dua bulan ke depan diprediksi sudah memasuki musim hujan. Selain itu, pengerjaan juga terikat kontrak penyelesaian.

Pengerjaan paket I (Kali Pepe Hilir) merupakan bagian dari tiga paket pekerjaan Proyek Penanggulangan Banjir Kota Solo, yang totalnya menghabiskan dana lebih dari Rp460 miliar. Pengerjaan Paket Kali Pepe hilir menggunakan metode manteling, sebagai upaya penguatan tebing kali sepanjang empat kilometer, mulai dari Bendung Karet Tirtonadi hingga Pintu Air Demangan.

Menurut Kepala BBWSBS, Charisal Akdian Manu, progres masih on the track, capaiannya lebih dari 68%.

" Yang jelas kita tanggung jawab konstruksinya . Kita rampungkan hingga akhir kontrak 2018, dengan masa pemeliharaan sampai 2019. Sedang Pemkot bertanggung jawab pada proses pemindahan penghuni bantaran. Ini semua untuk kepentingan penanggulangan banjir Kota Solo," kata Charizal kepada Media Indonesia, Selasa (14/8).

Kadisperum KPP Surakarta, Heru Sunardi, mengatakan warga yang terdampak proyek paket 1 diharap segera mengosongkan area karena mereka sudah diberi toleransi cukup lama.

"Kebijakan yang diberikan kepada warga Gandekan tidak didapatkan warga lain yang juga terdampak proyek Penanggulangan Banjir paket 3 (Kali Pepe hulu) di Nusukan dan Manahan. Jadi harus cepat pindah dan membongkar rumah di bantaran," tutur Heru.

Dia berharap warga bisa menyesuaikan diri sehingga Pemkot tidak perlu menerjunkan alat berat guna membongkar rumah mereka. Karena itu, pihaknya belum memiliki rencana untuk membongkar paksa rumah warga.

"Wong sudah disangoni ya mestine warga bongkar dhewe-dhewe. Uang bongkar kan sudah di tangan warga. Suwe-suwe kudune kan warga isin," imbuhnya.

Wakil Ketua Pokja Relokasi Warga Gandekan, Samiran, meminta waktu hingga September, ketika pembangunan rumah hunian baru di Mranggen, Polokarto, Kabupaten Sukoharjo sudah jadi.

"Prosentase pembangunan rumah baru sudah capai 90%. Teman-teman akan pindah jika bangunan sudah selesai 95-100%," ujar dia.(OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya