Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
SEKITAR tahun 1980, kerajinan ini sangat populer dan banyak cari oleh para pelancong sebagai buah tangan. Dahulu ada pameo, belum datang ke tanah Dayak kalo tak bawa kerajinan getah nyatu. Hasil kerajinan ini bisa berupa kapal, profil orang Dayak membawa mandau, atau tempat menaruh pena.
Namun seiring dengan berjalannya waktu dan masuknya investasi ke Kalteng karajinan ini semakin sulit untuk didapatkan. Selain karena semakin sulitnya mendapat bahan baku yaitu getah dari pohon nyatu, banyak generasi muda yang tak meneruskan tradisi membuat kerajinan dari getah nyatu.
Akibatnya ikon Dayak yang banyak dibuat di Kabupaten Kapuas ini semakin sulit untuk ditemukan di toko sovenir karena pembuatnya semakin berkurang dan hanya biisa dihitung dengan tangan serta kurang seriusnya pemerintah untuk membina usaha kecil ini. Kondisi itu mengakibatkan kerajinan ini terancam punah.
Desa Dahirang, Kabupaten Kapuas, Kalteng yang dulunya merupakan sentra penghasil kerajinan getah nyatu, saat ini pengerajin yang masih bertahan menekuni usaha ini sekitar 3 orang.
Salah satunya Hadi Suparno. Pengerajin yang sudah 35 tahun menggeluti usaha ini mengaku saat ini sangat kesulitan untuk mendapatkan bahan baku pembuatanya yaitu getah nyatu. Kondisi ini sudah terjadi sekitar enam bulan lalu.
"Dulu biasanya ada saja petani yang membawa getah nyatu untuk dijual kepada kami, tapi hampir setengah tahun ini saya belum dapat pasokan lagi,"ujarnya .
Biasanya ia selalu membeli getah nyatu dari masyarakat bisa 30-50 kg dengan harga Rp3.000/kg yang sebagian disimpan untuk cadangan. Tapi sekarang harga getah nyatu sudah sangat mahal yakni Rp150 ribu/kg.
"Saat ini mulai sulit mendapatkannya, sebab pohonnya banyak yang ditebang untuk kemudian jadi kebun sawit," ujar Hadi.
Karena itu, Hadi berharap agar pemerintah mencari solusinya agar usaha yang ditekuninya bisa terus berjalan. Kedepannya ada sejumlah upaya yang bisa dilakukan pemerintah agar ketersediaan getah nyatu tetap ada misalnya membudidayakannya.
"Pohon ini relatif cepat tinggi karena hanya dengan jangka enam bulan pohon ini bisa tumbuh hingga 8 meter," ujar Hadi lagi. (A-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved