Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
FREDINANDUS Taruk alias Fredy, meregang nyawa di RSUD dokter Ben Mboi, Ruteng, Kabupaten Manggarai, NTT pada Sabtu, 7 April 2018 lalu. Pemuda Kelurahan Karot, Kecamatan Langke Rembong, Manggarai itu menjadi korban penembakan misterius pada Selasa, 27 Maret 2018 malam.
Saat itu, Fredy sedang asyik bercengkerama sambil berdiang api unggun dengan seorang polisi dan beberapa rekannya di tepi jalan raya tak jauh dari kediamannya.
Di tengah kegelapan malam itu, tiba-tiba terdengar letusan senjata dan Fredy terkapar. Tak ada yang tahu, dari mana peluru yang bersarang di dalam kepala korban itu berasal.
Empat bulan telah berlalu, polisi belum berhasil mengumumkan tersangka. Keluarga korban yang didampingi mahasiswa dan pemuda pun menggelar aksi seribu lilin di jalan raya depan Mako Polres Manggarai, Jumat (27/7).
Aksi untuk kesekian kalinya ini, selain untuk memperingati empat bulan penembakan korban, juga untuk sekali lagi mendesak polisi segera menindak tegas pelaku.
"Polisi lamban dan tidak profesional. Mestinya polisi bekerja secara serius. Hukum ditegakkan. Segera tetapkan tersangka. Siapa pun dia, sipil atau militer," kata Ketua Presidium PMKRI Cabang Ruteng, Servas Jemorang.
Lamban dan tidak transparannya penanganan kasus tersebut menimbulkan kecemasan di kalangan warga setempat. Membiarkan penembak Fredy Taruk tak tersentuh hukum akan memungkinkan terulangnya kasus-kasus serupa di kemudian hari.
"Jika ini dibiarkan maka akan ada Fredy-Fredy lainnya di Manggarai. Masyarakat terancam," ujar Ketua GMNI Cabang Ruteng, Martinus Abar.
Karena itu polisi sebagai pelindung dan pengayom masyarakat wajib memberikan jaminan rasa aman. Salah satunya dengan menangkap dan menghukum pelaku penembakan terhadap Fredy Taruk.
Keluarga korban mengutuk keras pelaku penembakan tersebut. Namun pihaknya menyayangkan sikap polisi yang terkesan menguji kesabaran pihak keluarga untuk bertindak sendiri, mencari dan mengadili pelaku.
"Kami minta Kapolres Manggarai untuk segera tangkap pelakunya sebelum kesabaran kami habis,” ujar Yos Syukur, salah seorang keluarga korban.
Setelah didesak mahasiswa dan keluarga korban, akhirnya pihak Polres Manggarai berterus terang soal penanganan kasus yang sudah berlangsung selama empat bulan itu. Melalui Kasat Reskrim AKP Wira Satria Yudha, Polres Manggarai menyatakan pihaknya tidak main-main dalam menangani kasus tersebut.
Meskipun saat kejadian berlangsung, tak ada saksi yang mengetahui siapa pelaku penembakan, namun melalui proses yang serius, Polres Manggarai yakin bisa mengungkap kasus tersebut.
"Titik terang dan hal-hal yang mengarah kepada siapakah nanti tersangkanya, kami sudah mengantongi hal tersebut," kata Wira.
Bahkan polisi telah mengarah kepada satu orang calon tersangka. "Kami telah mengarah kepada satu orang yang memang pada malam kejadian senjata itu berada dalam penguasaannya," lanjut Wira.
Namun polisi belum memastikan apakah pihak yang menguasai senjata tersebut juga menjadi pelaku penembakan tersebut. Pendalaman lebih lanjut, kata Wira, akan dilakukan pasca penetapan tersangka yang akan diumumkan pada Senin (30/7). (Metro TV/OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved