Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Panen Raya Durian, Petani Boyolali Gembira

Anastasia Arvirianty
17/4/2015 00:00
Panen Raya Durian, Petani Boyolali Gembira
(Manager CSR Pertamina Ifki Sukarya menunjukkan buah durian jenis monthong di Karanganyar, Boyolali, Jateng--(ANTARA/Jarot Nugroho))
"DULU waktu belum ada durian monthong ini, petani kebanyakan cuma nanam jagung. Selama nunggu jagung panen, kita menanam tumpang sari. Ya, istilahnya kita ada tanam prihatinlah."

Itulah yang dikatakan Suryanto, seorang petani dari Desa Karanganyar, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Desa Karanganyar merupakan daerah yang kering dan susah air, padahal masyarakat di daerah tersebut bermatapencaharian sebagai petani tegalan. Kondisi daerah yang kering, membuat hasil panen petani masih sangat kurang untuk menopang kehidupan mereka sehari-hari.

"Paling susah nanam itu waktu musim kemarau, karena struktur tanahnya yang sudah kering, semakin kering lagi waktu kemarau," ujar Sugiarto, petani lainnya di Desa Karanganyar.

Melihat hal tersebut, PT Pertamina bekerja sama dengan Pemerintah Desa Karanganyar dan Yayasan Obor Tani melaksanakan Program Sentra Pemberdayaan Tani (SPT). Program ini diwujudkan dengan memberdayakan petani, sehingga mampu mengggarap tanahnya dengan tanaman produktif yang dapat memberikan nilai tambah.

Program SPT ini diikuti oleh 121 petani di Desa Karanganyar. Dengan bermodalkan 20 hektare tananh, para petani tersebut dilatih dan diberikan pengetahuan tentang bagaimana mengelola tanaman durian monthong. Dari 20 hektare tanah tersebut, 16 hektare milik para petani, dan empat sisanya milik desa.

Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, bantuan kepada petani Karanganyar dirintis sejak tahun 2010, yang disalurkan dalam tiga tahap selama tiga tahun berturut-turut.

Pada tahap pertama, bantuan program yang diberikan Pertamina meliputi pemetaan lahan seluas 2.800 petak, penanaman 2.800 pohon durian monthong, pemipaan irigasi, pembangunan wisma training center, pembangunan instalasi listrik waduk serta wisma, pemeliharaan tanaman dan sarana produksi.

Tahap kedua dilanjutkan dengan pemipaan irigasi sejauh 370 meter, pembangunan pagar waduk mini, serta pemerliharaan tanaman. Pada tahap ketiga bantuan program dalam bentuk pemeliharaan tanamanan dan sarana produksi.

“Mulai tahap penggarapan lahan pertanian, peralatan, bibit, dan pupuk, para petani tidak mengeluarkan biaya sepeser pun. Para petani juga mendapatkan pelatihan cara menanam hingga cara perawatan pohon durian dari Yayasan Obor Tani, sebagai mitra PT Pertamina, dengan harapan setelah masa pendampingan selesai seluruh tanaman diserahkan kepada para petani dan para petani dapat mandiri dan mengelola tanamannya,” papar Wianda.

Untuk pengembangan durian monthong di Desa Karanganyar, PT Pertamina mengucurkan dana CSR sebesar Rp1,1 miliar yang diperuntukan untuk pembangunan fisik dan pemberdayaan petani selama 3,5 tahun. Untuk sementara, guna memenuhi kecukupan air untuk pohon durian tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberi bantuan pembuatan waduk mini seluas 9.500 meter persegi kapasitas 10 ribu meter kubik. Waduk mini tersebut menerapkan sistem menabung air saat hujan dan memanfaatkan air tampungan untuk menyirami tanaman saat musim kemarau.

Corporate Secretary PT Pertamina Nursatyo Argo mengatakan panen durian monthong ini adalah panen perdana, skala penjualannya memang belum besar, maka dari itu pemasarannya dibantu oleh Yayasan Obor Tani. "Ada 2.800 pohon, sekarang sudah 280 pohon yang panen. Kalau sudah besar pohonnya bisa berbuah rata-rata 20 buah, dan beratnya rata-rata 3 kg, kalau dijual ke Semarang per kilo bisa Rp50.000. Jadi, hitung-hitung kasarannya satu pohon itu bisa dapat Rp3.000.000, dan satu keluarga tidak hanya punya satu pohon."

Dan ternyata, cara penanaman dan perawatan tanaman durian monthong tergolong cukup sulit dan berbeda dengan durian biasa. "Teknik penanamannya kita pakai okulasi. Nah dari pohon ke pohon harus ditanam terpisah-pisah dan berjarak. Tidak boleh ada tanaman lain yang ditanam kecuali durian ini, karena pohon durian monthong harus terus disinari matahari, kalau ada pohon lain, nanti sinar matahari terhalang," jelas Sugiarto.

Meski penanamannya sulit, para petani mengaku lebih senang menanam durian monthong dibanding menanam tanaman tumpang sari.

Namun, sayangnya belum semua petani tergabung dalam program ini. Argo menjelaskan, ketika pertama kali program ini diluncurkan, beberapa petani di sekitar desa masih ragu dan tidak yakin akan hasil panen nantinya. "Tapi sekarang, mereka yang tidak mau ini jadi ingin minta ikut (program) karena melihat durian monthong ternyata berhasil. Ya, sudah terlambat kan? Jadi kita tidak bisa beri."

Lebih lanjut, Argo menghimbau, karena panen durian monthong di Desa Karanganyar banyak yang sukses, maka sekarang sudah menjadi kewajiban desa tersebut untuk membantu desa atau petani lain yang belum mengikuti program tersebut. "Kami mau petani ini berkembang dan mandiri, jadi perlahan-lahan kami akan mundur dan membiarkan desa dan petaninya mengembangkan diri."

Saat ini, hasil jerih payah Suryanto, Sugiarto, dan kawan-kawan petani durian monthong di Desa Karanganyar sudah bisa dinikmati bersama. Durian monthong yang dihasilkan besar-besar dan banyak yang manis rasanya. Meski hasil panennya belum dijual keluar daerah, permintaan akan buah durian monthong petani Karanganyar sudah banyak peminatnya. "Banyak dari Klaten, Salatiga, dan sekitarnya. Bahkan bibitnya sudah banyak yang minta," ujar Suryanto.

Jadi, tertarik ingin mencoba durian monthong hasil petani lokal? Silahkan datang ke Desa Karanganyar, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. (Q-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik