MESKI sudah lebih dari satu tahun meletus, bahaya masih mengancam warga di sekitar Gunung Sinabung, di Kabupaten Karo, Sumatra Utara. Bahkan intensitas bahaya itu makin tinggi hari-hari ini.
''Jarak luncur awan panas makin memanjang mencapai 4,7 kilometer. Warga, khususnya yang beraktivitas di tenggara dan selatan gunung harus makin waspada," papar Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung, Armen Putra, har ini.
Dia menambahkan, sejak kubah lava Gunung Sinabung runtuh pada hari Kamis (5/3) lalu, saat awan panas terjadi, gugurannya telah menyebabkan Desa Sukameriah, Kecamatan Namanteran, yang berada di sebelah tenggara Sinabung menjadi lenyap. Begitu juga gundukan perbukitan yang menghambat laju awan panas juga telah rata.
Kondisi itu mengakibatkan jarak luncur awan panas Sinabung semakin jauh karena tidak lagi ada penghalang. Armen pun merekomendasikan untuk jalur sektoral awan panas yakni sebelah selatan dan tenggara Sinabung bertambah dari lima kilometer menjadi enam kilometer.
Kubah lava, kata dia, adalah magma dengan berat jenis dan kekentalan yang sangat tinggi. Jika keluar ke permukaan maka akan mengalami pendinginan, mengendap serta menumpuk dalam kawah dan membentuk gundukan kubah lava. Sampai kemarin, Gunung Sinabung masih berstatus siaga yang berarti aktivitas vulkanologi Sinabung masih tinggi. Hal ini bisa dibuktikan dengan seringnya terjadi tremor dan gempa vulkanik yang kadarnya masih fluktuatif.
Protes Pengungsi Siang tadi, sekitar 500 kepala keluarga pengungsi korban erupsi Sinabung yang berasal dari Desa Sigarang-garang dan Sukanalu, berunjuk rasa ke kantor DPRD Karo. Mereka meminta Pemkab Karo segera memenuhi jatah hidup sebesar Rp3 juta per enam bulan untuk setiap kepala keluarga.
"Kalau pemkab tidak segera membayar jatah hidup, kami menolak kembali ke desa asal. Selain jatah hidup, kami juga meminta jaminan pendidikan bagi anak-anak kami," kata Ikuten Sitepu, koordinator pengungsi.
Ia menambahkan tidak adanya jaminan mengenai pendidikan anak-anak pengungsi menjadi hal yang sangat membebani mereka. "Pemerintah sudah menjanjikan jadup dan jaminan sekolah, tapi sampai saat ini tidak ada."
Dihubungi terpisah, Komandan Satgas Penanganan Bencana Erupsi Sinabung Letkol Inf Asep Sukarna mengatakan, sampai saat ini sebanyak 2.442 jiwa atau 795 kepala keluarga pengungsi korban erupsi gunung Sinabung asal Desa Sigarang-garang dan Sukanalu masih bertahan di posko-posko pengungsian. Seharusnya, hari ini mereka akan dipulangkan ke desa asal.
"Desa mereka sudah kita bersihkan. Jadi hari ini diharapkan tidak ada lagi yang bertahan di posko-posko pengungsian," ujar Asep. (N-3)