Headline

Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.

Polisi Selidiki Harga Daging Ayam

Syahrul karim
23/5/2018 05:00
Polisi Selidiki Harga Daging Ayam
(MI/BARY FATHAHILAH)

HARGA daging ayam belum seluruhnya turun di daerah. Polisi menyelidiki penyebab belum stabilnya harga komoditas tersebut. Seperti yang terjadi di Kalimantan Timur, polda setempat menelusuri penyebab melonjaknya harga daging ayam di sejumlah pasar tradisional.

Direktur Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Kaltim, Kombes Yustan Alpiani, mengatakan polisi bersama Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) telah mendatangi peternak ayam di sekitar wilayah Kota Balikpapan.

"Kita bersama KPPU sudah mengecek seluruh kandang yang ada di sekitar Balikpapan. Memang di kandang-kandang itu sudah kosong. Banyak yang kosong sehingga (stok) ayam terjadi kekosongan," ujar Yustan, kemarin.

Dia juga menyebutkan harga satu ekor ayam yang biasanya Rp35 ribu per ekor kini dijual Rp50 ribu per ekor.

Meskipun demikian, Polda Kaltim masih terus menelusuri penyebab tingginya harga daging ayam. "Rencana saya akan mengundang peternak dan distributor ayam potong. Kita ingin komunikasikan dengan baik. Kasihan masyarakat dengan beban seperti ini," ujarnya

Hal serupa juga terjadi di Sumatra Selatan. Satgas pangan saat ini sedang menyelidiki tingginya harga daging ayam. Kasubdit I Ditreskrimsus Polda Sumatra Selatan, AKBP Yoce Marten, mengatakan pihaknya sudah melakukan sidak bersama dengan instansi terkait untuk memantau stok dan harga kebutuhan pokok. "Ini yang akan kita dalami. Apakah dari produsennya, distributornya, atau pedagangnya," jelasnya.

Dari hasil penyelidikan satgas pangan belum ditemukan adanya penimbunan.

Picu inflasi

Masih terkait dengan daging ayam potong, Kepala Bank Indonesia perwakilan Jawa Barat, Ismet Inono, mengakui tingginya harga pangan bisa memicu inflasi. Dia menyebutkan dalam empat tahun terakhir, kebutuhan pangan seperti beras, daging ayam, telur ayam, bawang merah, dan bawang putih telah menyumbang inflasi. "Secara kumulatif dari Januari hingga April, inflasi Jawa Barat mencapai 1,45%," kata Ismet di Bandung.

Sebaliknya, di wilayah Priangan Timur, yakni Kota/Kabupaten Tasikmalaya, Garut, Banjar, Ciamis, dan Pangandaran, harga telur dan daging ayam di sejumlah pasar tradisional turun rata-rata Rp2.000 per kg. "Sekarang ini harga telur dijual dari Rp25 ribu per kg menjadi Rp23.800 per kg," jelas Hana Lina, pedagang telur di Tasikmalaya.

Sementara itu, upaya agar harga pangan stabil selama Ramadan dan menjelang Lebaran, sejumlah daerah menggelar pasar murah. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bangka Belitung mengadakan pasar murah. Sejumlah komoditas seperti daging ayam, minyak goreng, cabai rawit, dan gula paling laris diserbu pembeli. Harga yang dipatok di bawah harga eceran tertinggi.

Sementara itu, di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, harga pangan pokok masih stabil. Meski demikian, Bupati Lamongan, Fadeli, memerintahkan dinas perindustrian dan perdagangan setempat mengintensifkan pemantauan harga dan ketersediaan stok pangan.

Pada bagian lain, Bulog Subdivre Banyumas, Jawa Tengah, mengajukan permintaan lagi daging impor ke pusat sebanyak 3 ton.

Kepala Bulog Subdivre Banyumas, Sony Supriyadi, mengatakan permintaan itu untuk mengantisipasi melonjaknya permintaan daging oleh masyarakat.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya