Headline
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
MINUMAN keras seakan sulit diberantas meskipun sejumlah pihak, terutama kepolisian sudah maksimal berupaya menyita dan merazia di warung-warung dan toko yang menyediakan minuman beralkohol ini. “Kami ingin fokus menekan peredaran miras, terutama miras oplosan yang saat ini seperti tetap diminati sebagian warga. Padahal, minuman haram ini sangat berbahaya bagi kesehatan dan bisa merenggut nyawa bagi orang yang mengkonsumsinya,” ucap Kapolresta Palembang, Kombes Wahyu Bintono Hari Bawono, kemarin (Kamis, 12/4/2018).
Masih diminatinya miras ini didasarkan pengalamannya yang melihat peredaran miras seakan tidak ada hentinya. “Untuk periode ini saja, ada sekitar 2.000 botol berbagai ukuran yang kita sita dan amankan. Kita sita miras ini dari warung-warung yang tidak memiliki izin dagang miras,” jelasnya.
Menurut Wahyu, pemberantasan miras ilegal ini sebagai langkah untuk menekan angka kasus kejahatan konvensional. Polresta Palembang mencatat, dari berbagai kasus yang terjadi, beberapa di antaranya dilakukan saat kondisi pelaku sedang mabuk karena miras. Miras oplosan ini, imbuhnya, dapat memicu aksi kejahatan bahkan menyebabkan kematian bagi yang mengonsumsinya.
Satu bukti lagi, adanya fakta hampir lima puluh nyawa melayang akibat menenggak miras oplosan dalam minggu ini di beberapa daerah tidak menyurutkan minat HA, 43, warga Cipanas, Kabupaten Cianjur, menenggak miras oplosan. Akibatnya, dia meregang nyawa di RSUD Cimacan, kemarin. Bersamaan dengan itu, terdapat dua korban lainnya dalam kondisi kritis yang saat ini masih ditangani tim medis RSUD Cimacan.
Kapolsek Pacet, Kompol Suhartono, membenarkan adanya korban meninggal dunia akibat miras oplosan. “Setelah ada kabar itu kami langsung merazia sejumlah tempat yang diduga menjual miras oplosan. Kami amankan sejumlah barang bukti,” kata Suhartono, kemarin.
Anggota Komisi VIII DPR, Deding Ishak, mengaku prihatin maraknya korban miras oplosan di sejumlah daerah. Ia menilai kejadian itu sebagai sebuah fenomena sosial yang menuntut adanya peningkatan kepekaan sosial dari semua elemen masyarakat. (DW/BB/N-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved