Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Kementan Dorong Optimalisasi Lahan Tidur di Daerah

Micom
12/4/2018 16:35
Kementan Dorong Optimalisasi Lahan Tidur di Daerah
(Ist)

DIREKTUR Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Pending Dadih Permana, menjelaskan, komunikasi dua arah antara petani, pemilik lahan, pemerintah daerah, dan pemerintah pusat harus terjalin dengan baik demi upaya memaksimalkan lahan tidur atau telantar.

Kementan sendiri terus mendorong optimalisasi lahan persawahan di Indonesia. Sebab, banyak potensi dari lahan tidur dan telantar, termasuk persawahan. Lahan ini bisa dimaksimalkan untuk meningkatkan produksi pada secara nasional.

"Setiap daerah pengembangan baru butuh perhatian bersama. Kami komunikasikan kesulitan petani, lahan tidur bisa dimaksimalkan. Apakah pilihan nanti padi, jagung, atau lain-lain sehingga dapat dimaksimalkan bersama," kata Pending saat penyuluhan petani di Desa Remban, Kecamatan Rawas Ulu, Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumatra Selatan, melalui keterangan yang dirilis, Kamis (12/4).

Produksi padi di Kabupaten Musi Rawas Utara sendiri 17.490 ton pada 2015. Setelah itu, meningkat menjadi 34.115 ton pada 2016 dan naik menjadi 34.446 ton pada tahun lalu. Data tersebut memperlihatkan produksi beras di Kabupaten ini terus meningkat.

Walaupun produksi padi mengalami kenaikan pada 2017, petani lokal bisa meningkatkan produksi lebih dari angka tersebut. Khusus di Desa Remban, kini terdapat sekitar 375 hektare lahan persawahan. Dari luas lahan persawahan itu, pengelolaan baru mencapai 180 ha. Artinya, terdapat sekitar 195 ha lahan belum diolah karena berbagai permasalahan.

Dari hasil diskusi dengan perangkat desa dan pemda setempat, para petani selama ini telah menemui banyak hambatan jika mengelola lahan telantar tersebut. Misalnya, masalah pendangkalan sungai, sawah yang kebanjiran, hingga gagal panen.

Solusi dari masalah itu ialah kebijakan membuat sodetan dan kanal-kanal penampung air hujan. Bila sodetan sawah terbangun, dari sawah yang belum dikelola seluas 195 ha akan menjadi produktif.  Dengan demikian, produksi gabah bertambah 1.518,32 ton atau sekitar 789 ton beras.

Begitu juga potensi sawah di Desa Pauh, Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumsel. Di lokasi tersebut baru sekitar 317 ha lahan yang tersentuh. Sedangkan 430 ha lahan masih tidur. Namun, lahan ini bisa optimal dengan syarat sodetan sudah terbangun.

Bukan mustahil dari 430 ha sawah tersebut mampu meningkatkan potensi produksi gabah mencapai 2.913,65 ton gabah atau sekitar 1.458 ton beras. Rencana tersebut bisa terealisasi kalau pemerintah bisa mencarikan solusi terhadap pembenahan lokasi dengan optimalisasi lahan, perbaikan dan normalisasi saluran sungai induk, hingga peningkatan sarana dan prasarana pertanian.

Sepanjang periode 2015 sampai 2017, Kabupaten Musi Rawas Utara telah menerima sejumlah bantuan, baik alat mesin pertanian (alsintan) maupun bantuan sarana sumber air. Bahkan, pada tahun ini akan dibangun sumur bor sebanyak 19 unit dan DAM parit sebanyak empat unit.

Melalui Ditjen PSP, pemerintah pusat juga akan menyalurkan bantuan langsung berupa pompa air, pembangunan kanal, hingga traktor beroda dua maupun empat. Semua akan disalurkan kepada kelompok tani yang serius mengoptimalkan lahan persawahan menjadi produktif.

Bupati Musi Rawas Utara, M Syarif Hidayat, sangat sepakat dengan langkah itu. Bila lahan tidur dan telantar bisa digarap optimal, Kabupaten Musi Rawas Utara bisa menjadi kawasan percontohan dalam hal peningkatan produksi beras.

"Tentu kalau kalau semua berkembang, kawasan ini akan jadi percontohan. Salah satu caranya dengan memanfaatkan lahan telantar," kata Syarif.

Sementara itu, anggota Komisi IV DPR RI, Fauzih Amro, yang ikut mendampingi penyuluhan menjelaskan, secara keseluruhan di tujuh kecamatan Kabupaten Musi Rawas Utara ada sedikitnya 7.000 ha potensi lahan yang bisa dioptimalkan.

“Apabila berhasil menjadi percontohan, di seluruh kecamatan bisa menerapkan. Kami punya 7.000 ha potensi sawah. Dengan optimalisasi cetak sawah, mudah-mudahan daerah ini bisa menjadi daerah percontohan," kata Fauzih.

Kementan berjanji memberikan bantuan pembuatan kanal dan sodetan air yang berfungsi untuk mencegah terendamnya lahan persawahan. Termasuk bantuan alat penunjang pengelolaan areal sawah bagi para kelompok tani di daerah tersebut.

Setelah berkoordinasi dengan kelompok tani dan pemda setempat, dalam waktu dekat proses pengerjaannya pun akan segera dilakukan. Dengan demikian pada 2018 ini bakal meningkat signifikan. (RO/OL-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya