Headline

Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.

Fokus

Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.

Jokowi Naik Kereta Kunjungan Kerja ke Sukabumi

Benny Bastiandy/Rudy Polycarpus
07/4/2018 19:25
Jokowi Naik Kereta Kunjungan Kerja ke Sukabumi
(MI/Benny Bastiandy)

PRESIDEN Joko Widodo melanjutkan kunjungan kerjanya ke Sukabumi dengan menggunakan Kereta Api khusus Kepresidenan yang diberangkatkan dari Stasiun Bogor, Jawa Barat, Sabtu (7/4).

Presiden tampil dengan ciri khasnya berkemeja putih lengan panjang dan celana hitam dengan sepatu berwarna senada.

Rombongan Presiden tiba di Stasiun Bogor sekitar pukul 14.30 WIB, puluhan warga yang merupakan penumpang KRL commuter line antusias menyambut kedatangan orang nomor satu RI untuk bersalaman. Presiden yang baru tiba tampak langsung menyapa dan menghampiri warga yang yang sudah menunggu sejak pukul 13.00 WIB.

Turut mendampingi kedatangan Presiden yakni, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Usai menyalami warga Presiden, didampingi para menteri bergegas berjalan menuju kereta yang telah disiapkan di peron tiga. Kereta berangkat setelah mendapat aba-aba dari Kepala Stasiun Bogor yang bertindak sebagai petugas pengatur perjalanan kereta.

Sebelumnya, Presiden menghadiri Konvensi Nasional Galang Kemajuan (GK) Center di Puri Begawan. Presiden tampil dengan pakaian resmi berjas biru, kemeja putih dan dasi warna merah.

Presiden berencana melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sukabumi di 10 titik berbeda yang berada di wilayah Selatan dan Utara kabupaten tersebut. Kegiatan presiden meliputi kunjungan kerja padat karya oleh Kementerian Perhubungan yaitu pemantauan jembatan darurat di Kecamatan Tenjoayu, lalu pembagian sertifikat taman kepada 2.500 warga serta sertifikat wakaf 191 di Cikembang.

Saat memberikan sambutan dalam kegiatan Konvensi Nasional GK Center, Presiden Joko Widodo menyinggung soal pembagian sertifikat tanah yang dulu hanya bisa diproduksi dan diserahkan kepada masyarakat sekitar 400 ribu sampai 600 ribu per tahun. Padahal, lanjutnya, bidang tanah yang harus disertifikatkan 126 juta, dan yang baru diberikan kepada rakyat saat ini 52 juta.

"Artinya, kalau setiap tahun cuma 400-600 ribu sertifikat. Butuh 130 tahun untuk rampung. Itu kalau kerjanya hanya rutinitas, dan monoton seperti yang lalu-lalu," kata Presiden.

Oleh karena itu, lanjut Presiden, dirinya memerintahkan Menteri Agraria  atau BPN pada 2017 untuk meningkatkan pengeluaran sertifikat, dari 500 ribu menjadi lima juta.

"Saya sampaikan tahun ini (2018), tujuh juta sertifikat harus keluar dari BPN," kata Presiden.

Pada Minggu (8/4) Presiden akan menggunakan sepeda motor meninjau lokasi tempat pelelangan ikan Pelabuhan Perikanan Nusantara, di Pelabuhan Ratu. Selanjutnya peninjauan posyandu untuk pemberian makanan tambahan, penyerahan KIP dan PKJ di venue tinju, Kecamatan Pelabuhan Ratu.

Dilanjutkan peninjauan dana desa, padat karya di Desa Citarik, serta perbaikan irigasi di Desa Pasirsuren, Kecamatan Pelabuhan Ratu. (Ant/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya