Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
DALAM upaya sosialisasi dan memantapkan Gerakan Koin NU Peduli, NU Care-LAZISNU menggelar Kirab Kotak infak (Koin) Raksasa, yang diagendakan akan berangkat dari Banten sampai timur Pulau Jawa, yakni Kabupaten Banyuwangi.
Pelepasan kotak infak raksasa dilaksanakan pada Rabu (14/3) seusai acara peluncuran Lembaga-Lembaga Pemberdayaan Umat di Pesantren An-Nawawi Tanara, Kabupaten Serang, Banten, yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, Ketua Umum MUI sekaligus Rais Aam PBNU KH Ma'ruf Amin, dan pejabat pemerintah setempat.
Direktur Eksekutif NU Care-LAZISNU, Syamsul Huda, menjelaskan, ada enam provinsi yang menjadi tempat Kirab Koin Raksasa yaitu Provinsi Banten, DKI, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur.
"Di setiap provinsi, Koin Raksasa akan berhenti di 10 kabupaten/kota. Estimasi waktunya di satu provinsi dua minggu. Jika ada enam provinsi, maka akan memakan waktu selama kurang lebih tiga bulan," papar Syamsul melalui keterangannya, Kamis (14/3).
Ia mengatakan bahwa perjalanan kotak infak memang tidak singkat, sebagaimana Gerakan Koin NU Peduli pun prosesnya tidak singkat untuk mencapai kesuksesan dan dikenal masyarakat, khususnya warga Nahdliyin.
"Koin, yang bermakna ganda yaitu uang receh dan juga singkatan dari kotak infak, memang tidak singkat prosesnya. Pola penghimpunan dana dari warga untuk warga ini kami lihat berangkat dari Sukabumi dengan tradisi jimpitan, yang dipraktikkan oleh almarhum Ajengan Abdul Basith. Kemudian disempurnakan oleh PCNU Sragen yang diinisiasi oleh Kiai Ma'ruf Islamuddin lewat Gerakan Koin NU, yang pada April 2017 diresmikan oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj," kata Syamsul.
Menurut dia, Sukabumi lewat tradisi jimpitan telah berhasil mendirikan klinik ZIS dan usaha peternakan kambing. Begitu pula dengan Sragen, dengan modal uang receh dari masyarakat membangun Rumah Sakit NU Sido Waras, jasa travel, serta program pemberdayaan ekonomi umat lainnya.
Dari Sukabumi dan Sragen, lanjut Syamsul, saat ini warga NU di berbagai daerah berlomba-lomba menggerakkan roda ekonomi Nahdliyin. Gerakan Koin NU, yang dimotori oleh NU Care-LAZISNU, dengan masif digalakkan oleh warga NU di Jombang, Banyumas, Kulonprogo, Tangerang Selatan, Surabaya, Bandung, Semarang, Lampung, Nganjuk, dan lainnya dengan eksplorasi program sesuai kondisi serta potensi daerah masing-masing.
"Daerah lain termotivasi oleh Gerakan Koin NU Sragen. Hal ini seperti apa yang diramalkan oleh Gus Dur, kebangkitan NU nanti akan dimulai dari Sragen," tutur Syamsul, menirukan mendiang Presiden Ke-4 RI itu.
Melalui Kirab Koin Raksasa, NU Care-LAZISNU hendak memantapkan dan menyosialisasikan Gerakan Koin NU Peduli secara lebih luas di berbagai daerah. Pola penghimpunan Koin NU menjadi pola utama NU Care-LAZISNU.
Sementara pola pengelolaannya seperti BMT, yang juga sukses di berbagai daerah seperti BMT NU Jawa Timur dengan mengelola dana Rp1,2 triliun, disusul BMT di Semarang Rp300 miliar, dan terakhir di Kecamatan Pasir Sakti Lampung Timur dengan pengelolaan Rp60 miliar.
Dari pola penghimpunan Gerakan Koin NU, pengelolaan model BMT, kemudian pola pendistribusian yang dilakukan 50% untuk pemberdayaan, 30% untuk amal, dan 20% untuk pengelolaan.
Pemberdayaan yang diimplementasikan oleh NU Care-LAZISNU satu di antaranya adalah pemberdayaan Usaha Kecil Menengah (UKM) batik yang dirintis oleh para difabel di Blora, yaitu UKM Difabel Blora Mustika, yang saat ini tercatat memiliki 786 orang sebagai anggota.
Pemberdayaan ekonomi yang digerakkan NU Care-LAZISNU sesuai dengan amanat Muktamar NU ke-33 di Jombang, dan merupakan implementasi dari tema Rakornas NU Care-LAZISNU 2018: Arus Baru Kemandirian Ekonomi NU, Menyongsong 100 Tahun Nahdlatul Ulama. (RO/OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved