Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
BENCANA tanah longsor menyebabkan satu rumah warga di Kampung Bonjot, Desa Buninagara, Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat, rata dengan tanah, kemarin. Pada kejadian itu dua orang tertimbun.
"Satu korban meninggal bernama Puja Arianti, 14 pelajar SMP, sedangkan seorang lagi bernama Damah, 40, ibu kandung Puja," kata Danramil 0916 Sindangkerta, Kapten Inf Furkon, di lokasi kejadian.
Menurut Furkon, longsor tebing gunung Bonjot setinggi 300 meter dan lebar 200 meter terjadi kemarin pagi sekitar pukul 05.30 WIB setelah sebelumnya hujan deras mengguyur wilayah Bandung Barat sejak Minggu (4/3). Material longsor langsung menyeret dan menghancurkan rumah korban ke hamparan sawah di bawah permukiman warga.
"Hektaran sawah warga juga ikut tertimbun material longsor," ujarnya
Dia mengaku, Puja ditemukan terseret sejauh 50 meter dari rumahnya. Tim gabungan yang terdiri dari BPBD, SAR, TNI, dan Polri kini fokus mencari Damah yang diperkirakan juga telah meninggal di sekitar lokasi penemuan jenazah Puja.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bandung Barat, Dicky Maulana menyebutkan pencarian korban dengan cara manual karena lokasi sulit dijangkau alat berat.
Longsor juga terjadi di wilayah Banjarnegara, Jawa Tengah. Hujan deras yang mengguyur wilayah itu menyebabkan teras Bank BRI Pagentan roboh, dan menimpa dua orang hingga tewas. Korban tewas ialah Risky Cahyono, 14 warga Watumalang, Wonosobo, dan Sustiyanto, 30, penduduk Pagentan Banjarnegara. Kedua korban sedang berteduh di teras, dan tiba-tiba bangunan teras itu roboh menimpa mereka.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Banjarnegara, Arif Rahman, meminta agar masyarakat tetap mewaspadai bencana tanah longsor karena potensi hujan masih akan berlangsung dalam beberapa hari ke depan.
Hujan yang terus mengguyur di wilayah Priangan Timur, Jawa Barat, membuat resah 17 kepala keluarga di Dusun Pemekaran, Blok Tarik Kolot Baru, Desa Payung Agung, Kecamatan Panumbang, Kabupaten Ciamis. Wilayah itu pada 2016 pernah terjadi pergerakan tanah. "Sekarang sudah ada 65 unit rumah yang kondisi dinding, halaman terbelah. Bahkan, ada jalan aspal yang ambles," kata Sekretaris Desa Payung Agung, Yayan Rusyaman.
Pengungsi menurun
Pada bagian lain, jumlah pengungsi Gunung Agung di Karangasem, terus menurun. Hingga kemarin tercatat masih 1.700 jiwa tersebar di sejumlah titik di Kabupaten Karangasem.
"Jumlah pengungsi sudah mulai berkurang. Sekarang masih sekitar 1.700 orang yang tersebar di sekitar 20 titik pengungsian di tujuh kecamatan di Karangasem," jelas Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa, kemarin.
Sejak diturunkannya status Gunung Agung dari awas ke siaga, radius kawasan yang dinyatakan bahaya berkurang menjadi 4 kilometer (km) dari kawah gunung. Radius 4 km itu tidak ada penghuninya.
Masih bertahannya para pengungsi disebabkan sejumlah dusun masih terisolasi akibat infrastruktur jalan rusak. Bahkan, ada jalan yang terputus. "Pemkab masih menunggu bantuan anggaran dari pusat untuk perbaikan," kata Arimbawa, sedangkan lahan persawahan juga belum bisa diolah karena tertimbun debu vulkanis.
(LD/AD/RS/SY/N-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved