Headline
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.
PESAWAT pribadi Gubernur Aceh Irwandi Yusuf, sempat mati mesin dua kali di udara sebelum mendarat darurat di kawasan Lam Awe, Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Irwandi mendarat darurat di pasir tepi pantai itu pada Sabtu (17/2) sekitar pukul 15.15 Wib, saat perjalanan pulang dari Aceh Jaya dalam misi lawatannya di sejumlah kabupaten kawasan pantai barat selatan Aceh.
Selain dirinya sebagai pilot tunggal pesawat tersebut, gubernur Aceh kelahiran Bireuen juga ditumpangi Asisten II Pemprov Aceh, Taqwallah. Diketahui sempat mati mesin dia kali dalam perjalanan udara dengan pesawat kecil jenis Shark Aero itu, sesuai penuturan Irwandi Yusuf, saat konferensi pers di pendopo gubernuran kawasan kota Banda Aceh, pada Sabtu malam sekitar pukul 20.00 Wib.
Dikatakannya, mulanya pesawat Eagle One itu mengalami masalah tidak memompa bahan bakar. Karenan bahan bakar tidak naik, maka berakibat tersendatnya mesin dan sempat mati medadak.
Ketika itu posisi Irwandi sedang diatas udara kawasan Leupeueng, Aceh Besar. Pada ketinggian 3.500 kaki. Diketahui bahan bakar gagal naik, ketika melihat putaran baling baling melambat dan lemah. Lalu mesinnya ngadat.
"Penyebabnya karena bahan bakar tidak naik" kata Irwandi Yusuf. Ketika itu mesin pesawat seperti bunyi mendorong mobil rusak. Irwandi, terus berupaya agar bahan bakar kembali mengalir normal ke mesin pesawat.
Kondisi emergensi dan diperkirakan harus mendarat darurat itu diberitahu kepada penupangnya di jok belakang yaitu Asisten II Pemprov Aceh, bernama Taqwallah. "Mesin bermasalah, kita harus mendarat darurat" ucap Irwandi kepada Taqwallah, sambil menunjukkan ke pantai.
Tiba-tiba mesin pesawat buatan Slovakia berkapasitas itu hidup kembali. Karena itu mereka berniat mencapai bandara Sultan Iskandar Muda (SIM), di Blang Bintang Aceh Besar yang berjarak lima mil atau sekitar 9 km lagi.
Hal itu diberitahu ke petugas ATC Bandara SIM dan berencana mendarat di Run Way 17. ternyata mesin pesawat berulah lagi ketika mereka sefang diatas udara Lhoknya.
Akhirnya Irwandi memutuskan mendarat di pantai Lam Awe, Kecamatan Peukan Bada. Saat itu pesawag terbang pada ketingian rendah yaitu 2.000 kaki. Pada ketinggian tersebut paling hanya bisa di capai 5 km. Sedangkan jarak Bandara SIM lebih dari itu. Jadi tidak ada pilihan lain kecuali mendarat di pantai Lam Awe.
Irwandi dan Takwallah beruntung selamat dari kecelakaan lalulintas udara saat itu. Sedangkan burung besi itu patah bagian sayap kanan dan baling baling depat akibat terbentur ke pasir pantai. Kini burung besi yang mengkut orang nomor satu di Aceh itu ke berbagsi pelosok tanah rencong telah di evakuasi untuk diperbaiki di pabriknya di negara Slovakia. (OL-7)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved