Boyong Kedhaton Ramaikan HUT Ke-273 Solo

PULUHAN ribu warga Solo, Jawa Tengah, menyambut sukacita prosesi kirab Boyong Kedhaton 2018 yang menandai Hari Ulang Tahun (HUT) ke-273 Kota Solo, Minggu (18/2). Kirab dimulai dari titik Stadion Sriwedari menuju Benteng Vastenberg sejauh lebih dari 3 kilometer (km).
Barisan merah putih yang menjadi garda depan kirab sepanjang hampir 1 km itu memberi kesan nasionalisme kuat. Disambung di belakangnya ada prajurit keraton, peraga senopati Mataram Islam dan raja, pangeran dan putri keraton yang naik kuda dan kereta kencana berikut abdi dalem memberikan gambaran tentang prosesi perpindahan dari Kartosuro menuju Desa Sala (Solo).

Keikutsertaan elemen budaya lain berkostum Nusantara dan juga para penari yang berlenggak-lenggok juga memberikan warna kebinekaan yang nyata. “Saya berharap, peringatan HUT ke-273 Kota Solo ini akan lebih mampu menjadi perekat kebera­gaman budaya yang ada, dan memberikan energi positif di dalam membangun kota yang penuh guyub dan makin maju,” ucap Wali Kota Fx Hadi Rudyatmo.

Pada HUT kali ini, wali kota berkumis tebal itu juga menginginkan hendaknya nama Solo tidak perlu diperdebatkan lagi. “Saya harap, nama Solo tidak perlu diperdebatkan lagi. Ini sudah menjadi sebutan membumi, dan kedengaran merdu dan indah di telinga yang mendengarnya,” imbuh Rudy, panggilan akrabnya.

Selain mendapatkan tontonan kirab Boyong Kedhaton, ribuan warga yang tumplek di sepanjang protokol Slamet Riyadi juga tertarik dengan pojok Stadion Sriwedari. Lokasi ini didesain cantik sebagai ruang berswafoto oleh Lions Club Solo Mustika, yang sengaja membuat spot selfie bertajuk I Love Solo.

“Dengan spot selfie ini, berupa penataan keindahan di tengah kerimbunan tanaman, akan memberikan kontribusi asupan oksigen kota. Dalam Babad Sengkala, yang menjadi pusat kita adalah kawasan hijau yang dipenuhi pepohonan Sala,” tutur Sumartono, tokoh Tionghoa Kota Solo dari Lions Club Solo Mustika. (WJ/N-4)