Headline

Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.

Pedagang Cemas Harga Beras Turun

Cikwan suwandi [email protected]
16/1/2018 04:31
Pedagang Cemas Harga Beras Turun
(MI/BENNY BASTIANDY)

SETELAH keran impor beras dibuka pemerintah, para pedagang beras di pasar-pasar tradisional khawatir. Umumnya mereka khawatir harga beras akan turun. Untuk itu, pedagang pun mulai mengurangi pembelian dan mencoba menghabiskan stok, seperti dilakukan para pedagang beras di Pasar Beras Johar, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. “Secara psikologis (impor) cukup memengaruhi pedagang di Pasar Beras Johar ini. Mereka mulai mengurangi pembelian dan mencoba menghabiskan stok karena khawatir harga akan turun,” ungkap Ketua Paguyuban Pedagang Beras Pasar Beras Johar Karawang, Sri Nargito, kepada Media Indonesia, Senin (15/1).

Dia menambahkan saat ini harga beras masih belum normal. Demikian juga pasokan beras masih sekitar 600-700 ton. “Sehari keluar masuk beras, kita membutuhkan 1.000 ton,” tambahnya. Sementara itu, upaya Bulog dalam menurunkan harga beras dengan mengirimkan beras cadangan pemerintah ke Pasar Beras Johar kurang laku. “Kami sudah mengemas dengan harga Rp8.000 per kg, tapi kurang laku. Seharus­nya Bulog bisa menyelaraskan kebutuhan beras medium dan premium,” kata Sri. Harga beras medium yang awalnya Rp9.450 per kg kini menjadi Rp11.500-Rp12.000 per kg, sedangkan beras premium sudah mencapai Rp12.800 per kg.

Tingginya harga beras juga terjadi di Cirebon, Temanggung, Palangkaraya, Daerah Istimewa Yogyakarta, Bojonegoro, Sukabumi, Banyumas, Banjarmasin, Bangka Belitung, dan Nusa Tenggara Timur. Gejolak harga beras itu juga membuat Kepolisian Daerah Jawa Barat bergerak cepat mengatasi lonjakan harga beras. Kapolda Jawa Barat Irjen Agung Budi Maryoto mengatakan, pihaknya sudah mengirimkan tim ke berbagai daerah untuk mengecek penyebab terjadinya kenaikan harga beras. Dia mencontohkan timnya sudah bergerak ke Kabupaten Garut setelah ada laporan harga beras naik 25%. “Kami cek ke sana apa penyebabnya. Apakah ada pe­nimbunan atau tidak. Saya belum mendapatkan laporan. Bila ada penimbunan akan kami tindak,” tegas Kapolda di Bandung, Senin (15/1).

Di Ambon, Sulawesi Selatan, Tuban, dan Pangkalpinang, pasokan beras dan harga masih relatif stabil. Di Sulawesi Selatan, bahkan pemerintah daerah setempat siap mendistribusikan 82 ribu ton beras ke 33 provinsi.

Menolak impor
Terkait dengan kebijakan impor beras, Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, memandang belum perlu dilakukan impor meski harga beras masih relatif mahal. Apalagi, stok beras di lumbung padi Jawa Barat ini surplus. “Kalau impor, saya kira persediaan beras mengalami surplus. Informasi dari Dinas Pertanian, surplus. Ngapain juga impor kalau mengalami surplus,” tegas Wakil Bupati Cianjur, Herman Suherman. Pada bagian lain, di tengah fluktuasi harga beras, Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan (Passel) menggalakkan konsumsi pangan lokal selain beras, yakni ubi.

Dia mengatakan, pada berbagai acara dan seremonial pemkab, makanan yang dihidangkan berbasis pangan lokal, seperti lapek sagu, onde-onde, dan gorengan yang berbahan ubi. “Ternyata masyarakat lebih suka dan antusiasme mengomsumsi makanan pangan lokal meningkat drastis,” tukasnya. (RF/PO/LD/TS/YK/BB/LN/BY/HJ/DY/YH/SS/AT/AU/N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya