Headline
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
SUARA riuh anak-anak memecah keheningan di ruang pamer Jogja Gallery Yogyakarta, Rabu (10/1). Ada sekitar 300 anak pendidikan usia dini berkunjung ke pameran tersebut untuk melihat dan mengenal lebih dekat para pahlawan nasional dan tokoh bangsa Indonesia.
Dengan didampingi para guru dan orangtua, mereka berkeliling melihat patung-patung karya Yusman yang menampilkan sosok pahlawan. Mulai dari Pangeran Diponegoro, Sultan Hasanuddin, Cut Nyak Dien, Panglima Besar Jendral Sudirman, hingga para Presiden RI sebelum Presiden Joko Widodo.
Sesekali anak-anak mendengar penjelasan dari guru. Tapi, sebagian lainnya sibuk berfoto dengan orangtua di sekitar patung tokoh nasional. Selain melihat pameran patung, anak-anak juga diajak untuk belajar membuat karya dari malam (lilin) oleh perupa Yusman. Anak-anak pun tekun menciptakan karya lilin mulai dari bintang laut, bebek, hingga Tugu Yogyakarta. Selesai belajar membuat karya dari lilin, anak-anak diajak belajar nasionalisme. Pengajarnya pun TNI dari tiga matra dan Kepolisian. Para tentara yang sehari-harinya berpenampilan tegas ini, bisa juga mengajak belajar sambil bermain bersama anak-anak. Bahkan suasana makin riuh saat para tentara dan polisi berbaur dengan anak-anak.
Kegiatan tersebut diberi nama Belajar Nasionalisme sejak Usia Dini melalui kunjungan ke pameran karya maestro Yusman dan pengenalan profesi TNI-Polri. Ketua Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas (IKAL) Komisariat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sugiyanto Harjo Semangun menjelaskan kegiatan ini dilakukan kerjasama PAUD Non Formal Se-Kecamatan Kalasan dengan IKAL DIY serta TNI-AD,AU, AL, dan Polda DIY. Kegiatan ini untuk mengenalkan nasionalisme dan cinta Tanah Air ke anak dengan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan, semisal melihat patung-patung, bernyanyi, tepuk anak Indonesia, dan membuat aneka figur dari malam. “Ini salah satu cara menumbuhkan nasionalisme sejak dini,” papar dia.
Bagi Yusman, kedatangan anak-anak untuk melihat karyanya sangat menyenangkan. Ia pun berharap anak-anak nantinya bisa memahami nasionalisme dan melakukannya dengan cara-cara sederhana. “Saya memang banyak menciptakan patung dengan tema sejarah, karena saya suka sejarah sejak SD,” kata perupa yang sudah berkarier selama 32 tahun ini. “Kita harus kembali mengajarkan anak-anak ke sejarah, perjuangan para pahlawan. Kalau tidak ada mereka, kita tidak merdeka,” sambungnya.
Sebanyak 100 patung dari bahan fiberglass dan perunggu dipamerkan dalam acara tersebut. Karya Yusman terbesar ialah patung Panglima Besar Jendral Sudirman dengan panjang relief 360 meter lebih yang dipajang di Pacitan, Jawa Timur. Fefin Dwi setyawati, Koordinator Umum Fieldtrip PAUD se- Kecamatan Kalasan menilai, kegiatan ini penting karena menanamkan nasionalisme sejak dini dan bisa lebih mengena. “Paling penting ditanamkan hal-hal positif sedini mungkin,” kata Fefin. (Ardi Teristi Hardi/N-3)
)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved