Headline

Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.

Galakkan Gerakan Sedekah Sampah

(DY/N-2)
03/10/2017 01:16
Galakkan Gerakan Sedekah Sampah
(ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

PEMKAB Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, menggalakkan Gerakan Sedekah Sampah sebagai salah satu upaya memerangi masalah persampahan. Dalam program itu, warga melakukan pemilahan sampah dan sebagian sampah dijual. "Hasil penjualan sampah yang bernilai ekonomis akan disumbangkan kepada warga miskin. Kami akan melakukan pengelolaan sampah sebelum diangkut ke TPA dengan prinsip reduce, recycle, dan reuse," kata Bupati Tanah Bumbu, Mardani H Maming, Senin (2/10). Dengan prinsip 3R itu, sampah akan dikurangi, dimanfaatkan, dan digunakan lagi.

Pemkab Tanam Bumbu mengoptimalkan pengelolaan sampah dengan menggandeng sejumlah lembaga dan elemen masyarakat memanfaatkan sampah melalui Gerakan Sedekah Sampah. Gerakan ini, lanjut bupati, berusaha mengubah pola pikir masyarakat yang saat ini hanya mengetahui kumpul, angkut, dan buang dalam pengelolaan sampah. Akibatnya, dengan volume sampah yang dihasilkan masyarakat sebanyak 83,2 ton per hari, TPA pun cepat penuh. "Untuk membangun TPA, dibutuhkan biaya miliaran rupiah. Dengan gerakan ini, Tanah Bumbu mendukung target Kementerian Lingkungan Hidup merealisasikan Indonesia Bebas Sampah 2020," tandas Mardani.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Tanah Bumbu, Erno Rudi Handoko, menjelaskan semua sampah kategori anorganik, baik bernilai ekonomis maupun tidak, dapat disedekahkan. "Untuk memberi kemudahan kepada para penderma, dua jenis sampah anorganik itu dapat digabung jadi satu wadah saat bersedekah. Kami dan Bank Sampah sudah menjalin komitmen bekerja bersama dalam menindaklanjuti hasil sedekahan tersebut." Saat 32 institusi telah menjalin kerja sama dan membentuk tim pengelola Sedekah Sampah.

Mereka terdiri atas pengelola lapangan futsal, TNI, pondok pesantren, kelompok pengajian, madrasah, sekolah, masjid, dan gereja. Tabungan hasil sedekah sampah akan disumbangkan kepada orang yang kurang mampu atau anak yatim piatu.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya