Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Sekalipun tidak Dipungut Biaya, Pengunjung Museum Geopark Batur Tetap Sepi

Arnoldus Dhae
16/9/2017 10:30
Sekalipun tidak Dipungut Biaya, Pengunjung Museum Geopark Batur Tetap Sepi
(Kawasan Geopark Gunung Batur---ANTARA/Fikri Yusuf)

KOORDINATOR Museum Geopark Batur, Kecamatan Kintamani Bangli, Kabupaten Bangli, Bali Desak Made Andariyani mengeluhkan sepinya pengunjung lokal yang berkunjung ke Museum Gunung Api atau Geopark terbesar di Indonesia tersebut. Padahal, pengunjung Museum Geopark Batur tersebut digratiskan baik pengunjung lokal maupun pengunjung mancanegara.

"Kami menggratiskan kepada semua bila ada orang yang mau berkunjung ke museum. Namun sekalipun gratis, pengunjung masih terbilang sepi. Selama ini pengunjung didominasi wisatawan asing," ujarnya Sabtu (16/9).

Selama ini, jumlah pengunjung perhari berkisar antara 40 sampai 100 orang. Itu pun lebih banyak pengunjung asing yang kebetulan sedang berlibur ke Bali dan datang ke kawasan wisata Gunung Batur atau Danau Batur. Umumnya, para wisatawan itu ingin mendapatkan penjelasan tentang gunung yang masih aktif tersebut hingga saat ini. Sementara pengunjung lokal rata-rata tidak ada. Kalaupun ada adalah mahasiswa yang kebetulan sedang penelitian atau rombongan pelajar yang studi banding.

"Untuk pengunjung lokal kalau ramai justeru hanya terjadi pada saat liburan. Berkali-kali kami harus sampaikan jika siapa pun yang berkunjung kesini kami tidak pungut biaya sepeser pun. Semuanya gratis," ujarnya.

Sayangnya, minat wisatawan lokal ke Museum Geopark tersebut masih sepi. Dalam sehari, pengunjung terbanyak justeru orang bule dari berbagai negara.

Sekalipun hingga saat ini pengunjung sepi, namun pengelolah Mesum Geopark Batur tetap optimis karena cepat atau lambat masyarakat akan sadar dengan sendirinya bahwa Indonesia secara keseluruhan memiliki banyak gunung api.

Data terakhir menunjukkan, Indonesia memiliki sekitar 500 gunung api dan 127 diantaranya dikategorikan sebagai gunung api aktif dan menempati 13 persen komposisi gunung api aktif di dunia. Jumlah 127 gunung apa aktif tersebut terbentang dari Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kepulauan Banda, Halmahera hingga Sulawesi bagian utara. Bentangan deretan gunung api ini membentuk busur gunung api di Indonesia yang sewaktu-waktu bisa meletus kapan saja.

"Masyarakat perlu tahu, bagaimana kondisi negerinya sendiri. Banyak gunung api memang bisa membuat tanah subur, tetapi juga saat yang sama ancaman letusan bisa terjadi. Makanya pengetahuan tentang kegununapian Indonesia harus dipelajari oleh masyarakat luas," ujarnya.

Sekalipun namanya Museum Geopark Batur, namun sebenarnya dalam museum ini masyarakat bisa belajar tentang gunung api seluruh Indonesia dan peta gunung api lainnya. Pengunjung akan disuguhkan dengan simulasi terjadinya letusan, proses terjadinya beberapa pulau di Indonesia. Selain itu pengunjung juga disuguhkan beberapa penggalian arkeologi yang ada di Bali dan sebagainya.

"Kami meminta masyarakat datang mengunjungu museum karena gratis. Hingga saat ini pemerintah belum berpikir untuk memungut bayaran sepeserpun," ujarnya. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik