Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PEMBANGUNAN di Nusa Tenggara Timur (NTT) berpatokan pada enam tekad dan delapan agenda yang ditetapkan Gubernur Frans Lebu Raya dan Wakil Gubernur Benny Litelnoni. Enam tekad itu ialah pengembangan jagung, ternak, cendana, perikanan dan kelautan, pariwsata dan pembangunan di bidang koperasi.
Menurut Lebu Raya, produksi jagung terus mengalami peningkatkan setiap tahun. Pada 2014, produksi jagung sebesar 647,108 ton meningkat sebesar 5,87% pada 2015 atau sebanyak 685.081 ton.
Untuk ternak sapi, populasi pada 2015 berjumlah 902.336 ekor, meningkat sebesar 4% dari 2014 sebanyak 865.731 ekor. Perdagangan sapi antarpulau juga terus meningkat. Misalnya pada 2014 sebanyak 49.658 ekor, menjadi 52.811 ekor pada 2015. Kuota pengiriman sapi ke luar daerah pada 2016 sebanyak 56.250 ekor atau naik 6,43% dari tahun sebelumnya.
Selain itu, di bidang koperasi, pada Mei 2016 terdapat 037 unit koperasi dengan rincian koperasi aktif 3.593 unit dan koperasi tidak aktif 444 unit. Keberadaan koperasi ini menyerap 31.238 orang tenaga kerja untuk melayani 944.678 anggota koperasi.
Dari segi keuangan, kondisi pada Mei 2016, koperasi di Nusa Tenggara Timur memiliki modal sendiri Rp2,359 triliun lebih atau meningkat sebesar 103,19% dari 2014 sebesar Rp1,161 triliun lebih. Modal luar sebesar Rp3,053 triliun lebih atau mengalami peningkatan sebesar 83,69% dari 2014 sebesar Rp1,662 triliun.
Sementara Sisa Hasil Usaha (SHU) sebesar Rp386 miliar lebih dibanding 2014 sebesar Rp211 miliar lebih atau mengalami peningkatan sebesar 82,94%. Peningkatan ini diperoleh dari volume usaha sebesar Rp4.329 miliar lebih.
Untuk pengembangan cendana, pembangunan hutan tanaman cendana seluas 30 hektare di Kabupaten Alor, Flores Timur dan Sumba Timur. Selain itu, pemeliharaan hutan tanaman cendana seluas 67 hektare yang tersebar di Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Lembata, Alor, Flores Timur dan Sumba Timur.
Menurutnya pengembangan perikanan dan kelautan fokus pada produksi budidaya ikan yang mencapai 4,1 juta ton pada 2015. Selain itu pengembangan perikanan budidaya yang meliputi rumput laut seluas 53.727 hektare, serta budidaya garam dan mutiara.
Untuk pengembangan pariwisata difokuskan pada pengembangan destinasi pariwisata dan industri pariwisata, pengembangan kelembagaan dan industri kreatif dan promosi pariwisata.
Adapun delapan agenda pembangunan ialah peningkatan kualitas pendidikan, kepemudaan dan keolahragaan, pembangunan kesehatan, pemberdayaan ekonomi kerakyatan dan pengembangan pariwisata, pembenahan sistem hukum dan birokrasi, percepatan pembangunan infrastruktur berbasis tata ruang dan lingkungan hidup.
Selain itu agenda pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, Pembangunan perikanan dan kelautan, dan percepatan penanggulangan kemiskinan, penanggulangan bencana dan pembangunan daerah perbatasan:
Di bidang olahraga menurut Lebu Raya, atlet dari NTT berprestasi di sejumlah cabang mulai dari kejuaraan di tingkat nasional hingga internasional yakni atletik, tinju, pencak silat, dan kempoÂ
Untuk bidang kesehatan, kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup pada 2015 sebesar 133 orang. Angka ini menurun jika dibandingkan dengan angka kematian ibu pada 2014 sebanyak 169 orang per 100.000 kelahiran hidup.
Angka kematian bayi juga mengalami penurunan dari 10 dari 14 kematian per 1.000 kelahiran hidup pada 2014 menjadi 10 kematian per 1.000 kelahiran hidup pada 2015.
"Kita harapkan angka ini terus terkoreksi menurun, seiring berbagai intervensi untuk perbaikan upaya layanan kesehatan ibu dan anak termasuk revolusi kesehatan ibu dan anak, pembangunan sarana prasarana kesehatan bagi masyarakat di daerah-daerah yang terpencil," ujarnya.
Pertumbuhan ekonomi NTT pada 2015 sebesar 5,02% lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,79%.
"Sudah dua tahun berturut-turut, pertumbuhan ekonomi NTT melampaui pertumbuhan ekonomi nasional," ujarnya.
Inflasi sebesar 7,76%, tercatat masih lebih rendah dibandingkan inflasi nasional sebesar 8,36%. PDRB Per Kapita NTT 2015 sebesar 13,62 juta atau naik melampaui 2014 sebesar 8,12 juta.
Agenda khusus seperti penanggulangan kemiskinan menunjukkan keberhasilan yang ditandai dengan terus berkurangnya penduduk miskin. Pada Maret 2016, penduduk miskin sebanyak 22,19%, mengalami penurunan dibandingkan dengan September 2015 sebesar 22,58%.
"Untuk pembangunan daerah rawan bencana, selain pembangunan sarana prasarana fisik, dilakukan pula advokasi masyarakat mengenai tanggap bencana, pendataan kerusakan akibat bencana serta dukungan logistik dalam rangka penanganan bencana," ujarnya.
Prestasi lainnya yang diraih pemerintah seperti road map reformasi birokrasi 2013-2017, NTT meraih urutan 12 dari 34 provinsi dengan kategori predikat B dengan nilai 62,42. Hasil tersebut menurut Frans, menunjukkan akuntabilitas kinerja Pemerintah NTT dari waktu ke waktu makin baik. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved