Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

PLN Wujudkan Riau Terang 2019

(BG/DW/N-2)
10/8/2017 02:30
PLN Wujudkan Riau Terang 2019
(FOTO ANTARA/ Wahyu Putro A)

PT PLN telah menggelontorkan dana Rp49 miliar untuk membangun infrastruktur listrik di 17 desa yang tersebar di 6 kabupaten di Riau. Proyek itu diharapkan bisa memacu pertumbuhan ekonomi desa agar kehidupan warga semakin membaik. Rabu (9/8), Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman meresmikan masuknya listrik ke 17 desa itu. "Ini menjadi salah kado HUT ke-60 Provinsi Riau," kata Gubernur.

Ia optimistis, dengan sinergi kuat antara PLN dan pemerintah daerah, program Riau Terang pada 2019 bisa terwujud sehingga ekonomi desa semakin membaik. Secara bertahap program itu diwujudkan. Tahun ini, 99 desa akan menikmati listrik. Pada kesempatan itu, Kepala Divisi Operasi PLN Direktorat Bisnis Regional Sumatra Supriyadi mengatakan kondisi kelistrikan di Sumatra terus membaik jika dibandingkan dengan 2015 atau sebelumnya.

Pertumbuhan kebutuhan listrik pada 2016 mencapai 9% dan Riau 11%. Dari 28.559 desa di Sumatra, sampai awal tahun ini sudah ada 27.583 desa yang berlistrik. Dari 976 desa yang belum berlistrik, 243 desa di antaranya ada di Riau. "Pembangunan infrastruktur listrik di Sumatra menunjukkan perkembangan yang sangat signifikan sejak gubernur, kajati, dan kapolda bersama-sama PLN menyelesaikan pembebasan lahan tapak tower transmisi. Hasilnya, listrik sudah masuk ke semua wilayah di Sumatra, termasuk Riau bisa menambah empat gardu induk," tambah Supriyadi.

Di Palembang, Sumatra Selatan, untuk menyukseskan Asian Games 2018, pemerintah provinsi dan Sharp Corporation membangun pembangkit listrik tenaga surya dengan kapasitas 2 megawatt.
Proyek PLTS di Jakabaring, Palembang, itu merupakan salah 1 dari 30 proyek kerja sama dengan Jepang di Indonesia sebagai upaya menurunkan emisi karbon. "Untuk ke-30 proyek kerja sama itu, sudah digulirkan dana US$150 juta. Sebanyak US$113 juta berasal dari swasta dan sisanya subsidi pemerintah Jepang," kata Asisten Deputi Kerja Sama Multilateral dan Pembiayaan, Kementerian Koordinator Perekonomian, Edwin Manangsang.

Kerja sama sudah berjalan empat tahun. Hasil dari proyek itu telah berhasil menurunkan pemakaian listrik sampai 40%. Efek gas rumah kaca yang bisa dikurangi mencapai 387 setara CO2 per tahun. Pembangunan PLTS di Jakabaring masih dalam proses pematangan lahan. Di Sumsel, sebelumnya telah dibangun proyek penghematan energi untuk sistem pengolahan limbah cair.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya