Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Ladang Garam belum Maksimal

(UL/RF/FL/N-1)
05/8/2017 01:45
Ladang Garam belum Maksimal
(MI/Achmad)

LADANG garam seluas 15 hektare milik Insaf Supriyadi di Desa Rawa Urip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, baru sekitar dua pekan ini kembali beroperasi. Namun, kondisi cuaca belum memungkinkan bagi lahan itu beroperasi maksimal. "Baru sekitar 70%," kata Insaf saat ditemui, Jumat (4/8).
Dia menjelaskan kendala yang dihadapi seperti guyuran hujan dan angin kencang.

Tiupan angin memengaruhi pasang surut air yang masuk ke tambak garam. "Air laut jadi susah masuk," kata Insaf. Akan tetapi, dia mengakui petani garam saat ini bisa mereguk keuntungan hasil produksi mereka. Harga garam saat ini masih di kisaran Rp2.800/kg hingga Rp3.000/kg. Padahal, pada tahun sebelumnya, harga garam anjlok hingga Rp200/kg.

Apalagi, lanjut dia, petani garam sudah tidak perlu bersusah payah mendapatkan pembeli karena saat ini pembeli yang berdatangan ke ladang garam petani. "Kalau tidak beli langsung ke ladang, ya tidak kebagian garam," kata Insaf. Saat Media Indonesia mendatangi ladang garam itu, dua orang sedang menjaga tumpukan garam. Insaf menjelaskan kedua orang itu ialah pemilik pabrik tahu dan pengolah-an ikan asin.

Menurut Insaf, kedua orang itu sebenarnya sudah hendak membeli garam pada Kamis (3/8), tapi garam yang tersedia sudah diambil orang lain yang datang lebih awal.
Hari ini, keduanya datang lebih awal untuk membeli garam. "Dua orang itu sudah pesan dari kemarin," kata Insaf. Ketua Asosiasi Petani Garam Seluruh Indonesia (Apgasi) Jawa Barat M Taufik mengakui hasil produksi garam di wilayah Cirebon dan Indramayu belum maksimal.

"Hasil panen baru sedikit," katanya. Walhasil, lanjut dia, garam sering kali menjadi rebutan orang-orang yang membeli langsung ke ladang petani. "Bahkan di Krangkeng (Indra-mayu), ada pembeli yang datang ke ladang, memasukkan sendiri garam ke karung dan membawa sendiri karung itu," kata Taufik. Saat ini, diakui Taufik, petani garam tengah menikmati tingginya harga garam.

Karena itu, saat puncak produksi garam rakyat yang diprediksi pada akhir Agustus mendatang, Taufik meminta pemerintah untuk menghentikan impor garam.
Dengan demikian, imbuhnya, harga garam tidak akan kembali jatuh akibat overproduksi. "Lebih baik menyerap garam langsung dari petani garam Tanah Air," kata Taufik.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya