Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Sepeda Bekas Hadiah Tahun Ajaran Baru

Liliek Dharmawan
17/7/2017 11:29
Sepeda Bekas Hadiah Tahun Ajaran Baru
(Calon pembeli melihat sepeda bekas yang dijual di Pasar Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah---MI/Liliek Dharmawan)

HARI belum terlalu siang ketika Andres, 6, diajak kakeknya Samiarja, 57, ke pasar sepeda bekas di bagian belakang Pasar Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah, kemarin (Minggu, 16/7).

Samiarja menggandeng cucunya melihat-lihat sepeda bekas yang berjajar rapi di areal pasar yang berlantai tanah itu. Satu per satu sang kakek memperlihatkan berbagai model sepeda kepada cucunya. "Ayo pilih yang mana. Biru atau merah? Silakan dipilih, jangan tergesa-gesa. Yang penting kamu suka," kata Samiarja kepada cucunya.

Andres masih terdiam. Ia masih kebingungan memilih sepeda bekas yang jumlahnya puluhan itu. Warga Desa Karangkemojing, Kecamatan Gumelar, ini rela menempuh jarak sekitar 20 kilometer ke Pasar Cilongok untuk mencari sepeda bekas bagi cucunya.

"Berangkat dari Karangkemojing pagi sekali naik angkutan pedesaan. Mudah-mudahan hari ini bisa dapat sepeda sehingga saat masuk sekolah pekan depan sudah dapat dipakai. Saya memilih ke sini karena harga sepeda jauh lebih murah. Kalau di toko sepeda, harganya bisa sampai jutaan. Di sini masih ada sepeda dengan harga Rp300 ribu. Jelas bisa menghemat," ungkapnya.

Tak hanya Samiarja, Agus, 35, warga Desa Pejogol, Kecamatan Cilongok, juga memilih membeli sepeda di Pasar Cilongok. "Anak saya Fikri meminta sepeda karena tahun ini naik kelas dua Madrasah Ibtidaiyah Pejogol. Makanya pagi-pagi saya ke sini untuk mencari sepeda. Tidak masalah sepeda bekas, yang penting masih baik dan dapat digunakan," ujarnya.

Kodisun, 48, salah seorang penjual sepeda bekas di Pasar Cilongok, mengungkapkan menjelang tahun ajaran baru biasanya transaksi jual beli sepeda bekas melonjak. "Dalam kondisi normal selama sepekan, saya hanya mampu menjual 25 unit. Namun, saat sekarang saya bisa menjual 60 unit," terang Kodisun.

Ia berjualan sepeda menyesuaikan hari pasaran. Kodisun memilih hari pasaran Legi berdasarkan kalender Jawa. "Saya tidak setiap hari berjualan sepeda bekas. Hanya lima hari sekali sesuai kalender Jawa," jelasnya.

Diakuinya minat konsumen terhadap sepeda bekas masih tinggi, terutama warga yang berada di desa-desa pinggiran. "Mana mau orang kota beli sepeda bekas. Umumnya para pembelinya dari desa pinggiran dengan ekonomi pas-pasan. Saya menjual sepeda dengan harga terjangkau mulai Rp250 ribu sampai Rp500 ribu. Sepedanya masih bagus-bagus."

Pedagang sepeda bekas lainnya, Risun, 63, membenarkan tiap tahun ajaran baru atau kenaikan kelas, jumlah transaksi jual beli sepeda meningkat. "Hari-hari biasa, saya hanya dapat menjual lima unit setiap kali hari pasaran digelar. Namun, menjelang tahun ajaran baru, saya dapat menjual 10 unit sepeda. Ada kenaikan 100% atau dua kali lipat," ujar Risun dengan senyum bahagia. (N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik