Headline

Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.

Pascalibur Lebaran, Pemohon SIM di Palembang Membeludak

Dwi Apriyani
07/7/2017 18:41
Pascalibur Lebaran, Pemohon SIM di Palembang Membeludak
(ANTARA)

CUTI bersama lebaran membuat pemohon pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) membeludak. Selama satu minggu belakangan, jumlah pemohon ini lebih banyak dibanding hari biasa atau bahkan bertambah naik dua kali lipat jumlahnya.

Kepala Urusan Regident Satlantas Polresta Palembang, Iptu Ricky Mozan mengaku sesuai dengan edaran, selama cuti libur lebaran 23 Juni hingga 3 Juli lalu, pelayanan pembuatan SIM ditutup.

Akibatnya, saat pelayanan kembali dibuka pada 3 Juli lalu, jumlah pemohon pembuatan SIM pun meningkat jumlahnya.

"Di hari biasa, paling tidak jumlah pemohon SIM hanya berkisar 300 pemohon. Namun sejak Senin sampai Jumat ini, dalam sehari ada sekitar 400 hingga 500 pemohon," kata dia di Palembang, Jumat (7/7).

Jumlah tersebut hampir dua kali lipat dari permohonan di hari biasa karena dampak dari cuti bersama. Peningkatan jumlah pemohon itu bukan hanya dari permohonan pembuatan SIM baru melainkan juga perpanjangan SIM. Sebab berdasar peraturan, SIM yang mati sejak 23 Juni, bisa diperpanjang.

Meski ada peningkatan jumlah pemohon, pihaknya tidak menambah jumlah petugas. Melainkan menambah dan memperpanjang jam pelayanan dari sebelumnya tutup pelayanan pukul 15.00 WIB. Selama seminggu ini pelayanan dibuka hingga pukul 18.30 WIB.

Ricky menjelaskan, selama seminggu ini pula, tidak ada jam istirahat pelayanan.

"Petugas kita buat sistem sif. Secara bergantian melayani pemohon yang ingin mengurus SIM," jelasnya.

Khusus pelayanan di hari Sabtu, kata Ricky, pihaknya akan melayani hingga pukul 15.00 WIB. Sementara biasanya pada Sabtu melayani hingga pukul 12.00 WIB.

"Ada beberapa hari selama satu minggu ini kita melayani melebihi pukul 18.00 WIB. Kami tetap layani hingga proses selesai," jelasnya.

Untuk tarif masih harga lama yakni untuk pembuatan SIM A baru Rp120 ribu, perpanjangan Rp80 ribu sedangkan untuk SIM C baru Rp100 ribu dan perpanjangan Rp80 ribu.

Sementara itu, Kepala Satuan Intel Polresta Palembang, Kompol Budi Santoso mengatakan, untuk pemohon pengajuan pembuatan surat keterangan catatan kepolisian (SKCK) juga membludak jumlahnya dibanding hari biasa.

"Meningkat memang jumlahnya. Ini karena lebih dari sepekan libur cuti bersama," kata dia.

Bahkan, kata dia, jumlah pemohon pun memadati kantor pelayanan pembuatan SKCK setiap harinya selama satu minggu ini.

"Kita tetap berikan layanan maksimal. Antrian sebenarnya tidak begitu menyulitkan karena untuk pembuatan SKCK ada pelayanan sistem online, sehingga pemohon lebih mudah," tandasnya. (OL-6)

Sri Sultan Minta Pariwisata Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Wisatawan

BANDARA baru Yogyakarta yang akan beroperasi 2019 mendatang dipastikan akan menambah wisatawan yang berkunjung di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Beroperasinya bandara baru itu akan menjadi tantangan tersendiri bagi kepariwsataan di DIY termasuk di Sleman.

Demikian diungkapkan kata Gubernur Daerah Istimea Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X di sela-sela Halal Bihalal dengan jajaran pemerintahan di Kabupaten Sleman, DIY, Jumat (7/7).

Tantangan tersebut, jelas Sri Sultan, karena letak bandara berada di wilayah selatan paling barat DIY yang berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah. Gubernur mengharapkan setelah pindahnya bandara, wisatawan baik lokal maupun asing tetap dapat memilih menginap di Yogyakarta.

"Hal ini menjadi tantangan bagaimana kita mengkonsolidasikan diri memanfaatkan anggaran seefisien mungkin untuk membuat inovasi agar wisatawan tetap memilih Jogja sebagai tempat menginap. Seperti membuat jalur dari bandara melalui Sentolo yang menghubungkan ke Borobudur", kata Sri Sultan.

Jika tidak mempersiapkan diri dengan baik, lanjutnya, yang akan terjadi wisatawan itu turun di DIY (Bandara Kulonprogo), menginap di Borobudur dan kemudian berkunjung melihat Yogyakarta.

Untuk itu, Sri Sultan juga berharap para pelaku usaha mau meningkatkan standarisasi pelayanan dan harus menyesuaikan diri serta punya kemauan untuk berubah dan mengubah dalam rangka mendukung kemajuan pariwisata di DIY.

Pada kesempatan itu Sri Sultan memperingatkan dalam menjaga kepariwisataan ini termasuk di dalamnya menjaga kewajaran harga.

Sri Sultan menyontohkan, perilaku menaikkan harga sampai di luar kewajaran seperti yang dilakukan pedagang lesehan di Malioboro itu, sangat memukul kepariwisataan di Yogyakarta.

"Kasus yang di Malioboro itu mereka menaikkan harga diluar kewajaran. Dulu menu tidak disertakan harga, sudah kami sosialisasikan dan menu dibuat baru menyertakan harga namun sudah dinaikkan. Nasi yang semula Rp2.000 harganya bisa menjadi Rp 8.000," kata Sri Sultan.

Terkait hal tersebut Sri Sultan sudah menutup lesehan yang bersangkutan selama satu bulan, bila melanggar dan mengulangi maka izinnya akan dicabut.

"Masih ada waktu dua tahun untuk mendisiplinkan sebelum bandara dibuka. Bagi kita standardisasi pelayanan menjadi suatu tantangan dan keharusan," tambahnya.

Sementara itu Bupati Sleman dalam acara yang dihadiri lebih dar 2.500 tamu undangan tersebut menyampaikan bahwa terkait dengan pariwisata, pada tahun ini Pemerintah Kabupaten Sleman juga telah meluncurkan Logo Beras Sleman yang merupakan branding dari salah satu komoditas unggulan pertanian Kabupaten Sleman.

Selain itu Sleman juga melaunching Branding Sleman, yaitu Sleman The Living Culture, yang mempunyai makna filosofis budaya Sleman yang dinamis berkembang harmonis dengan budaya modern. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya