Headline

Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.

Sri Sultan Minta Pariwisata Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Wisatawan

Agus Utantoro
07/7/2017 17:49
Sri Sultan Minta Pariwisata Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Wisatawan
(ANTARA)

BANDARA baru Yogyakarta yang akan beroperasi 2019 mendatang dipastikan akan menambah wisatawan yang berkunjung di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Beroperasinya bandara baru itu akan menjadi tantangan tersendiri bagi kepariwsataan di DIY termasuk di Sleman.

Demikian diungkapkan kata Gubernur Daerah Istimea Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X di sela-sela Halal Bihalal dengan jajaran pemerintahan di Kabupaten Sleman, DIY, Jumat (7/7).

Tantangan tersebut, jelas Sri Sultan, karena letak bandara berada di wilayah selatan paling barat DIY yang berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah. Gubernur mengharapkan setelah pindahnya bandara, wisatawan baik lokal maupun asing tetap dapat memilih menginap di Yogyakarta.

"Hal ini menjadi tantangan bagaimana kita mengkonsolidasikan diri memanfaatkan anggaran seefisien mungkin untuk membuat inovasi agar wisatawan tetap memilih Jogja sebagai tempat menginap. Seperti membuat jalur dari bandara melalui Sentolo yang menghubungkan ke Borobudur", kata Sri Sultan.

Jika tidak mempersiapkan diri dengan baik, lanjutnya, yang akan terjadi wisatawan itu turun di DIY (Bandara Kulonprogo), menginap di Borobudur dan kemudian berkunjung melihat Yogyakarta.

Untuk itu, Sri Sultan juga berharap para pelaku usaha mau meningkatkan standarisasi pelayanan dan harus menyesuaikan diri serta punya kemauan untuk berubah dan mengubah dalam rangka mendukung kemajuan pariwisata di DIY.

Pada kesempatan itu Sri Sultan memperingatkan dalam menjaga kepariwisataan ini termasuk di dalamnya menjaga kewajaran harga.

Sri Sultan menyontohkan, perilaku menaikkan harga sampai di luar kewajaran seperti yang dilakukan pedagang lesehan di Malioboro itu, sangat memukul kepariwisataan di Yogyakarta.

"Kasus yang di Malioboro itu mereka menaikkan harga diluar kewajaran. Dulu menu tidak disertakan harga, sudah kami sosialisasikan dan menu dibuat baru menyertakan harga namun sudah dinaikkan. Nasi yang semula Rp2.000 harganya bisa menjadi Rp 8.000," kata Sri Sultan.

Terkait hal tersebut Sri Sultan sudah menutup lesehan yang bersangkutan selama satu bulan, bila melanggar dan mengulangi maka izinnya akan dicabut.

"Masih ada waktu dua tahun untuk mendisiplinkan sebelum bandara dibuka. Bagi kita standardisasi pelayanan menjadi suatu tantangan dan keharusan," tambahnya.

Sementara itu Bupati Sleman dalam acara yang dihadiri lebih dar 2.500 tamu undangan tersebut menyampaikan bahwa terkait dengan pariwisata, pada tahun ini Pemerintah Kabupaten Sleman juga telah meluncurkan Logo Beras Sleman yang merupakan branding dari salah satu komoditas unggulan pertanian Kabupaten Sleman.

Selain itu Sleman juga melaunching Branding Sleman, yaitu Sleman The Living Culture, yang mempunyai makna filosofis budaya Sleman yang dinamis berkembang harmonis dengan budaya modern. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya