Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
KAPAL yang berisi gas cair atau liquid natural gas (LNG) tidak bisa bersandar di Pelabuhan Benoa, Bali. Itu karena pasokan gas yang dibutuhkan PT Indonesia Power belum terlalu membutuhkannya.
Hal itu diungkapkan Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas Rulian Sihotang. Kapal tersebut belum bisa merapat ke Benoa dan hanya bisa melepas jangkar.
"Kami sudah berkoordinasi dengan PT Indonesia Power selaku pembeli gas cair. Karena stok masih ada, mereka belum membutuhkan gas. Mungkin karena banyak libur maka banyak hematnya," ujar Rulian di Pelabuhan Benoa, Bali, Senin (26/6).
Kargo gas alam cair pertama itu berasal dari lapangan Jangkrik, Wilayah Kerja (WK) Muara Bakau. Gas itu dikirimkan ke pasar domestik dari kilang LNG Bontang, Kalimantan Timur pada Kamis (22/6). LNG sebanyak 22.500 m3 diangkut kapal Triputra, sebagai bagian dari kontrak jangka panjang yang telah ditandatangani dengan PT Pertamina (Persero).
Hadir pada pengiriman pertama kargo tersebut Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Sukandar, Managing Director Eni Indonesia Fabrizio Trilli, Presiden Direktur dan CEO Badak LNG Salis S Aprilian, dan Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni.
Menurut Sukandar, sebagian besar pasokan gas WK Muara Bakau ditujukan dan diprioritaskan untuk pemenuhan kebutuhan pabrik pupuk dan kebutuhan LNG dalam negeri. “Pemenuhan pasokan tersebut jadi bukti nyata industri hulu migas untuk mendukung program pemerintah dalam hal ketahanan pangan dan energi di Indonesia,” tuturnya.
Dia menambahkan, pengiriman kargo pertama ini juga sebagai bagian pemenuhan kebutuhan kelistrikan di Indonesia. Hal ini sejalan dengan kebijakan dari pemerintah untuk terus menambah ketersediaan pasokan kelistrikan bagi masyarakat Indonesia, khususnya di wilayah Indonesia Timur.
Lifting pertama kargo LNG ini merupakan salah satu pencapaian kunci bagi proyek pengembangan Lapangan Jangkrik. Ini adalah salah satu proyek gas laut dalam pertama di Indonesia yang dikembangkan dengan skema percepatan dan mengkonfirmasi komitmen Eni dalam mensuplai gas untuk pengembangan pasar domestik Indonesia.
Sementara Salis S Aprilia menjelaskan, PT Badak NGL menerima pasokan gas dari lapangan Jangkrik sejak 29 Mei 2017. Hingga 22 Juni 2017 gas lapangan Jangkrik yang telah diolah menjadi LNG sebesar 2.400 juta standar kaki kubik. “Dengan adanya pasokan gas baru ini, Badak LNG akan semakin berkelanjutan sebagai kilang pengolahan LNG,” ungkapnya.
Cadangan migas di wilayah timur Indonesia masih memiliki prospek yang siap dieksplorasi. Beberapa proyek lapangan gas di wilayah ini akan dikembangkan dalam beberapa tahun ke depan, sesuai rencana pengembangan lapangan. SKK Migas akan mengawal dan memberikan dukungan penuh agar proyek-proyek tersebut berjalan sesuai rencana yang telah ditetapkan. “Kerja sama antar pemangku kepentingan pusat maupun pemerintah daerah sangat diharapkan,” tandasnya. (OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved