Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
GUBERNUR Bali Made Mangku Pastika meminta seluruh elemen masyarakat Bali dan Indonesia umumnya agar bisa mengedepankan dan menjunjung tinggi filosofi 'menyama braya' seperti yang dianut masyarakat Bali.
Hal ini disampaikan Pastika saat memberikan sambutan pada acara buka puasa bersama jajaran Kodam IX Udayana Bali di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK) Pecatu Bali, Selasa (20/6) petang.
Pastika yang didampingi Wakil Gubernur Bali I Ketut Sudikerta memberikan sambutan di hadapan sekitar 6.000 peserta yang hadir yang terdiri atas berbagai elemen masyarakat Bali lainnya. Acara tersebut dikemas dalam Buka Puasa Bersama Kebangsaan yang diselenggarakan oleh Pangdam IX Udayana.
Dalam kesempatan itu, Gubernur mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan bangsa yang besar, telah merdeka sejak 72 tahun lalu. Namun dewasa ini, berbagai peristiwa di berbagai daerah menunjukkan potensi ancaman yang sangat tinggi terhadap persatuan dan kesatuan bangsa, mulai dari konflik antarkelompok, sampai pada ancaman radikalisme dan terorisme.
Hal itu menyebabkan kohesi dan persatuan nasional semakin merenggang dan kebinekaan yang menjadi kerangka bangsa seakan terkoyak. Untuk itu, Pastika, yang juga pernah menjabat sebagai Kapolda Bali ini, menekankan agar seluruh masyarakat selalu mengedepankan prinsip 'menyama braya' dalam hidup bermasyarakat.
Menurutnya, 'menyama braya' merupakan simpul-simpul persatuan yang di dalamnya berisi ikatan-ikatan kebersamaan dengan dilandasi oleh rasa saling memiliki serta dengan semangat kekeluargaan antarumat. Sudut pandang 'menyama braya' tidak hanya sempit pada tatanan keluarga besar pada sebuah garis keturunan semata, tetapi merupakan bagian dari proses persahabatan secara luas.
"Nyama Hindu, Nyama Islam, Nyama Kristen, Nyama Katolik, Nyama Konghucu, dan Nyama Buddha, kita semua adalah nyama yang berarti saudara, yang harus melindungi, menghormati, mengasihi, dan menyayangi satu sama lain sehingga tidak ada ketersinggungan antarnyama," ujarnya.
Pastika berharap, dengan acara buka puasa yang menghadirkan seluruh umat agama di Bali dan Nusa Tenggara itu bisa memberikan vibrasi positif terhadap keharmonisan hidup bermasyarakat di seluruh Indonesia, khususnya di Bali.
Sementara itu, Pangdam IX Udayana, Mayjen TNI Komarudin Simanjuntak, mengucapkan terima kasih atas kehadiran seluruh umat beragama yang ada di Bali dan Nusa Tenggara dalam Buka Bersama Kebangsaan kali ini. Ia berharap dengan acara yang menghadirkan sekitar 6.000 orang tersebut dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan bermasyarakat di negara yang heterogen ini.
Ia juga berharap dengan adanya kegiatan seperti ini dapat semakin menumbuhkan rasa saling menghormati dan saling memiliki satu sama lain antarumat beragama. Sehingga tidak ada lagi kecurigaan maupun saling ketersinggungan antarumat, yang mana semua adalah saudara.
"Saya harap dengan duduk bersama kita bisa memahami makna dari yang besar harus melindungi yang kecil, mayoritas menyayangi yang minoritas dan yang kecil menghormati yang besar, jika makna tersebut sudah dipahami maka kedamaian dalam hidup bermasyarakat di negara yang heterogen ini dapat terwujud dengan baik," pungkasnya.
Dalam acara buka puasa yang juga dihadiri oleh istri Gubernur, Ayu Pastika, dan seluruh Forum Koordinasi Pimpinan Daerah di Bali dan Nusa Tenggara, tokoh-tokoh masyarakat dan masyarakat umum dari berbagai daerah secara bersama-sama mengucapkan deklarasi kebangsaan sebagai bentuk komitmen dalam mempertahankan Pancasila dan keutuhan NKRI.
Seluruh peserta buka bersama juga secara khusyuk mendengarkan ceramah dari Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Said Aqil Siradj. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved