Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
MENANGGAPI penetapan pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab sebagai tersangka kasus pornografi, seorang pakar digital forensik Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta menyatakan, dalam kondisi normal rekaman percakapan atau obrolan (history chat) aplikasi WhatsApp (WA) masih dapat dianalisis berapa pun lama waktunya.
"Namun, apabila kemudian terjadi sesuatu misalnya pengguna chat WA itu ganti ponsel, meski nomor provider tetap sama, factory reset terhadap ponsel yang digunakan atau lainnya, maka proses mendapatkan artefak digital chat WA akan sedikit terkendala," kata Kepala Pusat Studi Forensika Digital (Pusfid) UII, Yudi Prayudi, di Yogyakarta, Senin (29/5).
Bahkan, lanjut dia, akan menjadi semakin sulit jika pengguna ponsel tersebut telah melakukan aktivitas penghapusan chat, proses rekonstruksi akan semakin sulit karena proses terjadinya rewrite data baru pada lokasi-lokasi di mana data lama telah dihapus.
Namun, ujar Yudi, cara terbaik untuk membuktikan apakah chat itu benar atau hanya rekayasa ialah dengan memeriksa ponsel fulan dan fulanah itu untuk diselidiki.
"Kalau tidak melakukan seperti yang disangkakan, seharusnya keduanya secara terbuka memberukan kesempatan kepada penyidik agar ponselnya diperiksa dan dianalisa oleh ahlinya," tambahnya.
Yudi mengemukakan kalau pun kemudian ada kesengajaan untuk menghapus chat yang dimaksud beserta imej yang terkirim dengan gabungan teknik logical dan physical acquisition nantinya dapat dianalisis untuk disimpulkan apakah chat itu benar-benar ada atau hanya rekayasa saja.
"Tapi kalau ponsel itu disembunyikan, maka akan sulit mencari kebenarannya. Alasan apa pun sebagai bantahan adanya chat WA tanpa menyerahkan ponsel mereka untuk dianalisa akan sulit diterima oleh masyarakat," tegasnya.
Dengan demikian, imbuhnya, bantahan dengan hanya menyebut adanya ketidaksesuaian gaya bahasa yang muncul dalam chat antara fulan dan fulanah itu tetap harus didukung dengan analisis gaya bahasa dari ribuan chat WA atau pesan singkat (SMS) antara keduanya dengan rekan-rekan lainnya. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved