Retakan Tanah di Nganjuk Ancam 24 Rumah Warga

BEBERAPA bagian ruas jalan dan area perbukitan di lereng Gunung Wilis, Kabupaten Nganjuk Jawa Timur mengalami ratak tanah dan pergeseran. Retakan yang diperkirakan luas areanya mencapai 3 hektare ini dinilai sudah membahayakan 24 rumah warga di sekitar lokasi dan sewaktu-waktu bisa terjadi longsor.

Petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Tagana, TNI dan Kepolisian tengah melakukan mitigasi di Dusun Sumber Tumpeng, Desa Margopatut Kecamatan Sawahan yang mengalami retakan tanah tersebut. Petugas juga melakukan mitigasi dengan menggunakan video udara.

Dari hasil mitigasi di wilayah lereng Gunung Wilis ini petugas menemukan puluhan retakan dengan lebar 5 sentimeter hingga 50 sentimeter. Selain retakan, tanah juga mengalami penurunan mulai dari 30 sentimeter hingga yang paling parah mencapai 5 meter.

Menurut seorang warga retakan tanah mulai terjadi sekitar Februari 2017 dan dalam sepekan terakhir penurunan tanah terjadi di beberapa titik. Selain itu warga mengaku sering kali mendengar suara gemuruh seperti tanah bergeser di sekitar lokasi.

Sementara itu, Kepala BPBD Nganjuk Soekonjono mengatakan dari hasil mitigasi di lapangan untuk sementara ini lokasi masih dinyatakan cukup aman. "Belum diketahui pasti berapa luas retakan tanah yang terjadi namun di perkirakan retakan tanah mencapai 3 hektare."

Untuk mengantisipasi terjadinya bencana, petugas juga memberikan sosialisasi kepada warga untuk tetap waspada, terutama ketika hujan lebat tiba.

"Jika di lokasi ini terjadi longsor besar, sebanyak 24 rumah yang letaknya sekitar 700 meter dari lokasi lereng rawan terdampak longsor. BPBD juga telah menyiapkan titik evakuasi jika sewaktu-waktu kejadian longsor besar terjadi," ujar Soekonjono.(OL-3)