Demi MRT, PT KAI Akhirnya Mengalah

RENCANA pembangunan depo moda raya terpadu (mass rapid transit/MRT) fase dua rute Bundaran HI-Kampung Bandan dipastikan tak berubah. Depo MRT akan tetap dibangun di Kampung Bandan, Jakarta Utara. Kepastian itu didapat setelah PT KAI akhirnya bersedia menyerahkan lahan, yang sebelumnya telah disewakan ke pihak ketiga, kepada PT MRT untuk pembangunan depo. "Surat yang disampaikan PT KAI secara prinsip mereka mendukung depo dibangun di Kampung Bandan. Nah dengan surat itu kita coba untuk berproses," kata Dirut PT MRT William Sabandar, Kamis (30/3).

Hal itu disampaikannya seusai mengikuti rapat koordinasi yang digelar Pemprov DKI bersama Kementerian Perhubungan, Kementerian BUMN, dan PT KAI sebagai pemilik lahan di Kampung Bandan. Sebelumnya, Pemprov DKI berencana memindahkan depo itu ke Ancol Timur karena lahan yang ada di Kampung Bandan telah dikontrakkan PT KAI ke sejumlah perusahaan.
Selain Ancol Timur, muncul wacana MRT fase II diperpanjang hingga pulau hasil reklamasi, Pulau K. "Dengan diputuskan dalam rapat tadi, bahwa pilih di Kampung Bandan yang secara studi kelayakan sudah dilakukan 8,3 hektare. Nah tadi PT KAI menyampaikan lahan Kampung Bandan tersedia," ujar William.

Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah menambahkan PT KAI akan melakukan adendum atau tambahan klausul dalam perjanjian kontrak atas lahan di Kampung Bandan dengan perusahaan yang telah mengontrak lahan itu. Adendum dilakukan karena sampai saat ini lahan tersebut tak kunjung digarap perusahaan pengontrak. Padahal, ada salah satu perusahaan yang telah membuat perjanjian dengan PT KAI pada 1994. "Saya yakin perubahan perjanjian itu akan dibuat PT KAI. Semua diserahkan kepada mereka yang selanjutnya akan dibuat revisi adendumnya. Karena ini proyek strategis, semua pihak harus mau mengalah," terang Saefullah.