Headline
Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.
Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.
PULUHAN kendaraan, baik roda dua dan empat, terparkir di Jalan Tubagus Angke, Kelurahan Tambora, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Barat, Sabtu (25/2). Para pemiliknya, sengaja datang untuk menghabiskan waktu mereka di area Ruang Publik Terbuka Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo dengan teman, keluarga dan sanak saudara mereka.
Anak-anak terlihat sibuk menikmati arena permainan yang ada bahkan membentuk kelompok bermain sendiri dengan teman-teman sebaya. Muda-mudi berpasangan dan tidak pun tumpah ruah di area publik yang baru diresmikan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pekan lalu.
Para orang tua pun terlihat bersukacita untuk menunggui anak mereka yang sedang bermain. Bahkan tak mau kalah, para lansia pun ikut bersantai dalam ruang terbuka yang disediakan pemprov DKI di sekitar tempat tinggal mereka.
"Dulu waktu belum ada RPTRA kalau mau main bola ya di deket kali bila tidak.. ya diam di rumah," ungkap Aris salah seorang warga Kalideres, Jakarta Barat yang sengaja mendatangi RPTRA Kalijodo, sore tadi.
Aris mengaku senang memiliki tempat bermain yang layak di sekitar tempat tinggalnya. Saat hari libur, dia pun bisa bersama teman sebaya bermain di tempat terbuka dengan aman.
Dengan adanya RPTRA saat bermain bola bersama temannya, mereka pun tak perlu risau dengan kendaraan yang lalu lalang melintas arena permainan.
Pengurus RPTRA pun konsisten, selalu mengumumkan agar para orang tua tidak menyulut rokok mereka di dalam kawasan RPTRA. Meski dilengkapi fasilitas umum seperti toilet, perpustakaan, taman, kolam, ruang laktasi dan sarana bermain lainnya, tempat tersebut bisa didatangi dengan gratis oleh siapa saja. "Tidak bayar main di sini, kalau haus ya tinggal beli air mineral di kantin," ujar dia.
Di balik pendirian RPTRA di Ibukota itu, nyatanya tak lepas dari jasa para arsitek terkemuka di Indonesia. Berkat pemikiran dan bakat mereka dalam mendesain bentuk dan konsep 123 lokasi RPTRA, kini warga DKI Jakarta bisa menikmati ruang terbuka yang cantik dan asri di sekitar mereka.
Misalnya, di RPTRA Kampung Benda yang nyatanya didesain oleh Willis Kusuma Architect dan RPTRA Kalijodo yang didesain oleh Han Awal and Partners. Dua nama lembaga konsultan arsitek tersebut, merupakan nama-nama lembaga konsultan arsitektur terkemuka di Tanah Air. Bahkan, jasa desain mereka pun dilakukan secara 'sukarela' demi menciptakan ruang terbuka hijau yang manusiawi di tengah sesaknya ibu kota.
"Sebetulnya keterlibatan kami dalam pembangunan RPTRA di Jakarta itu kecelakaan," ungkap Avianti Arman, koordinator arsitek dalam acara Tur Bersama 11 Lembaga Arsitektur melihat RPTRA di Jakarta. Adapun 11 lembaga konsultan arsitek yang terlibat dalam desain RPTRA antara lain Aboday, Andramatin, Arkonin, d-associate, Graha Cipta Hadiprana, Han Awal And Parners, Nataneka, Studio Tonton, Aluimni Arsitek Universitas Indonesia (UI) dan Wilis Kusuma Architects.
Mulanya, tutur Avi, pihaknya hanya ingin mengajukan konsep pembuatan toilet publik di ruang publik pada Pemprov DKI Jakarta. Namun, usai presentasi, para arsitektur justru diajak untuk bergabung dalam pembuatan RPTRA oleh Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Tentunya, hal tersebut merupakan tantangan bagi para arsitek. Apalagi, ternyata mimpi para arsitek pun menciptakan ruang terbuka hijau di Jakarta. Sebab kini anak-anak Jakarta tak punya tempat bermain yang layak. Dari sisi keprofesian, lanjut Avi, proyek pembangunan RPTRa ini juga meluaskan cakupan layanan profesi arsitek. Tidak hanya untuk segelintir klien namun untuk masyarakat luas.
"Kalau engga ke Mall mereka mau main ke mana? Kalau warga menengah ke atas bisa main ke mall, untuk warga menengah ke bawah bagaimana?," jelas dia.
Laurencia Angelia, salah satu arsitek dari Wilis Kusuma Architecs menyampaikan, sebagai orang yang terlibat dalam desain RPTRA ia memiliki kisah pilu. Karena itulah sebagai arsitektur muda ia mengaku bersemangat terlibat dalam pembuatan desain RPTRA Kampung Benda, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Ia menuturkan, saat melihat lokasi banyak anak-anak sekitar lokasi bermain klereng di tepi sungai. Hal tersebut tentunya berbahaya dimana seharusnya para anak-anak Jakarta memilih tempat bermain yang aman dan nyaman demi tumbuh kembang mereka.
Namun, setelah pemerintah merealisasikan penbangunan RPTRA Kampung Benda dirinya melihat banyak anak memanfaatkan tempat publik tersebut untuk bermain. Para lansia dan orang tua pun antusias bermain di dalamnya sambil bercengkrama dengan anak dan cucu mereka.
"Kemarin satelah sudah berdiri saya lihat ada kakek yang momong cucunya bahkan ada ayah yang menyuapi anaknya di dalam RPTRA," jelas dia.
Sementara itu, Yori Antar salah satu arsitek dari Han Awal and Partners menyampaikan, warga Jakarta memang butuh ruang publik di wilayahnya. Dengan adanya ruang publik orang-orang Jakarta hasilnya akan makin ramah. Sehingga tak ada lagi 'saling curiga' antara warga satu sama lain. "Kalau jarang bertemu kan hasilnya timbul curiga karena mereka tak kenal satu sama lain," tukas Yori. (OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved