Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
PEMBANGUNAN Masjid Raya Jakarta di Km 14 Jalan Daan Mogot, Cengkareng, Jakarta Barat, memasuki tahap penyelesaian. Konstruksi tangga juga sudah hampir rampung dan kini tinggal dipasangi keramik.
Di dalam masjid di lantai dua yang sarat dengan ornamen Betawi itu masih terpasang susunan besi agar pekerja memasang atap dan mengecat dinding. Para pekerja yang dibagi menjadi tiga sif tampak memasang atap kubah yang berbentuk segitiga.
Pengecatan bangunan pun sudah hampir rampung. Warna putih di dinding serta atap cokelat mendominasi sudut ruangan masjid. Bagian utama atau tempat untuk salat berada di bagian tengah lantai dua. Selain itu, terdapat beberapa ruang di bagian sayap kiri dan kanan masjid. “Ruang itu nantinya dipakai untuk kantor pengelola dan ruang-ruang untuk unit kerja masyarakat. Jadi multifungsi,” kata Pejabat Pembuat Komitmen Dinas Perumahan Provinsi DKI Jakarta Triyanto, Senin (20/2).
Di bagian depan, lima menara di sekeliling masjid sudah rampung. Besi penyangga untuk pekerja mengecat menara akan dicopot. Warna putih serta kuning emas mendominasi menara, ditambah ornamen gigi balang yang mencirikan budaya Betawi.
Dalam budaya Betawi, gigi balang berbentuk segitiga berjajar menyerupai gigi belalang yang melambangkan hidup harus selalu jujur, rajin, ulet, dan sabar.
Triyanto menjelaskan progres pengerjaan sudah 85%. Ia berharap pada Maret 2017 masjid itu bisa diresmikan Presiden Joko Widodo. “Deadline pembangunan masjid jatuh pada 29 Maret.”
Masjid dikerjakan sejak 2014 dengan melibatkan tiga kontraktor berbeda dan satu perencana yang sama, yakni PT Atelier 6 Arsitek. Pada 2014, PT Jaya Konstruksi (Jakon) mengerjakan tahap satu. PT Jakon membuat struktur bawah berupa fondasi sampai dengan pile cap fondasi dasar untuk pembangunan bagian atas.
Pembangunan tahap dua dikerjakan PT Totalindo pada 2015 sampai bagian atap. Lalu pembangunan tahap tiga pada 2016 dilakukan PT Daniko Adi Perkasa. Kontraktor itu mengerjakan ornamen, pemasangan instalasi listrik, serta air conditioner.
Masjid raya yang mampu menampung 16 ribu jemaah itu akan dipercantik dengan taman sekeliling area dan prasasti di gerbang. Luas area masjid mencapai 17,6 hektare.
Saat ini pengerjaan belum bisa dilakukan lantaran terkendala dana. “Masih butuh sekitar Rp17 miliar. Dana itu harusnya dari pengembang, cuma belum ada,” ucap Triyanto.
Selain ornamen Betawi, masjid berkonsep ramah lingkungan. Hal itu terlihat di bagian dalam. Di dua bangunan di bagian sayap, jendela-jendela kaca diperbanyak. Dari luar, pintu-pintu dan ruangan di dalam bangunan dapat dilihat.
Bangunan utama lantai satu dibuat dengan sistem cross ventilation. Aliran angin dibuat bebas masuk sehingga tak ada rasa panas di siang hari.
Salah satu tim perencanaan PT Atelier 6 Arsitek, Mustofa, menjelaskan desain masjid menggunakan konsep bangunan tropis agar ramah lingkungan. “Kami meminimalkan penggunaan lampu. Jadi konsepnya natural lighting,” terang Mustofa. (Mal/J-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved