Dinas LHK Gencarkan Pemakaian BBG

25/1/2017 08:50
Dinas LHK Gencarkan Pemakaian BBG
(ANTARA)

GUNA mengurangi tingkat polusi udara di Jakarta, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan DKI Jakarta akan mewajibkan seluruh kendaraan dinas di lingkungan Pemprov DKI Jakarta menggunakan gas sebagai bahan bakar. Bahan bakar gas (BBG) dinilai lebih ramah lingkungan ketimbang bahan bakar lain yang rentan menyebabkan polusi udara.

Wakil Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Ali Maulana mengatakan pihaknya telah berkomunikasi dengan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) selaku penyedia BBG. Ali menyebut Jakpro telah bersedia bekerja sama selama ada permintaan BBG yang tinggi.

“Nanti kendaraan dinas di lingkungan Pemprov DKI wajib menggunakan BBG. Kita akan dahulukan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan dulu sebagai percontohan,” kata Ali saat ditemui di Balai Kota, Selasa (24/1).

Ali menyebut permintaan akan BBG di lingkungan Pemprov DKI Jakarta sudah terbilang banyak. Ada sekitar 1.200 truk milik Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan di lima wilayah Jakarta yang menggunakan BBG. Bahkan sejumlah alat berat milik Pemprov pun sudah dikonversi menggunakan BBG.

Namun, program itu belum dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2017. Anggaran program itu baru akan dimasukkan ke APBD 2018 mendatang.

“Kita akan anggarkan di tahun 2018. Kalau pun memang tahapannya masih lama, kita akan lebih perketat aturan soal uji emisi kendaraan bermotor,” imbuh Ali.

Namun demikian, lanjutnya, saat ini belum ada Peraturan Gubernur (Pergub) untuk menjadi payung hukum aturan itu. Karena itu, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan tengah menyusun dasar-dasar Pergub yang mengatur mekanisme aturan tersebut.

Saat dihubungi di kesempatan terpisah, Direktur Pengendalian Pencemaran Udara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Dasrul Chaniago berpendapat tidak mudah untuk meng­aplikasi BBG di kendaraan roda empat. Pasalnya, ukuran tabung BBG 12kg tidak memiliki tempat di bagasi mobil.

“Dia punya tabung besar sehingga bagasi akan penuh dengan tabung. Hal itu membuat pemilik mobil enggan menggunakan BBG,” imbuh Dasrul.

Selain itu, paradigma warga yang meng­anggap gas identik dengan ledakan juga mesti diubah. (Aya/J-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya