Spesifikasi Masjid Al Fauz tidak Sesuai Kontrak

PENYELIDIKAN dugaan korupsi pembangunan Masjid Al Fauz di kantor Wali Kota Jakarta Pusat tahun anggaran 2010-2011 terus dilakukan. Polisi menilai ada ketidaksesuaian spesifikasi bangunan dengan nilai kontrak.

Hasil temuan itu diketahui setelah penyidik Bareskrim Polri mengecek fisik masjid yang dibangun dengan nilai kontrak Rp27 miliar itu.

"Ada kecurigaan seperti itu, spesifikasinya berbeda," kata Kepala Bareskrim Polri Komjen Ari Dono, Kamis (19/1).

Tak hanya itu, dari temuan pihaknya pembangunan masjid itu dilakukan tidak satu paket pengerjaan.

"Pada umumnya kerjaan itu dikerjakan satu paket. Tapi satu kerjaan dibagi-bagi. Dibagi-bagi dalam finishing misalnya," ujar Ari

Ari mengklaim dirinya telah mengantungi audit dugaan kerugian sementara dari Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK). Namun, ia enggan menyebut jumlahnya.

Dihubungi terpisah Wadir Tipikor Kombes Erwanto Kurniadi menjelaskan, pihaknya masih mendalami berapa kali paket pengerjaan dalam pembangunan masjid tersebut.

Hal itu dilakukan untuk memperjelas ketidaksesuaian spesifikasi bangunan masjid itu dengan nilai kontrak.

"Berapa kali (paket pengerjaan) itu materi yang masih didalami penyidik," ucapnya

Saat ini sudah ada 20 orang saksi yang telah diperiksa termasuk Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah pada Rabu (11/1) lalu.

Masjid dua lantai itu dibangun menggunakan dana anggaran pendapatan daerah (APBD) 2010 sebesar Rp27 miliar. Pembangunan masjid itu sudah dimulai ketika Sylviana Murni menjabat wali kota Jakarta Pusat.

Peletakan batu pertama dilakukan pada awal Juni 2010 dan pembangunan rampung akhir Desember 2010.

Sylviana menjabat sebagai wali kota Jakarta Pusat hingga awal November 2010 hingga kemudian digantikan Saefullah. Saat itu Sylviana dipromosikan sebagai asisten pemerintahan Provinsi DKI Jakarta pada 4 November 2010.

Polisi pun berencana memaggil Sylviana namun belum ditentukan waktunya. OL-2