Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Pedagang Pasar Lontar Direlokasi

(Ssr/MTVN/J-1)
12/10/2015 00:00
Pedagang Pasar Lontar Direlokasi
(MI/Rommy Pujianto)
PD Pasar Jaya menjanjikan pedagang korban kebakaran Pasar Lontar mendapatkan relokasi. Tempatnya pun akan diusahakan berdekatan dengan Pasar Lontar. "Pedagang di pasar ini sudah banyak langgannya. Nanti kita kasih tempat di sepanjang jalan ini (depan Pasar Lontar). Akan kita buatkan penampungan sementara secepatnya agar pedagang bisa berjualan kembali," kata Manajer Humas PD Pasar Jaya Agus Lamun di Jakarta, kemarin. Agus mengatakan, dari sebanyak 403 kios yang ada, jumlah yang terbakar sebanyak 136 unit.

Sebagian besar berada di Blok B Pasar Kebon Melati. "Kita inventarisasi nanti apakah di Blok A bisa diguna-kan menampung pedagang yang kiosnya terbakar. Kalau tidak, kita akan cari lokasi lain," jelasnya. Dini hari kemarin, ratusan kios di Pasar Lontar, Jalan Haji Sabeni, Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat, ludes dilalap api hingga sebagian bangunan pasar rata dengan tanah. Kepala Seksi Operasi Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Pusat Muchtar Zakaria mengatakan pihaknya mendapat laporan sekitar pukul 01.15 WIB.

Api langsung membesar, kemudian merambat ke hampir separuh kios di pasar tersebut. "Diduga asal api korsleting listrik dari kabel yang melin-tang di atas Warteg Ibu Kus. Kemudian percikan apinya mengenai warteg dan membakar serta merambat di area sekitarnya sehingga terjadi kebakaran besar itu," ujar Muchtar. Sebanyak 34 unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api. Setelah berjibaku hingga 1,5 jam, akhirnya api bisa diatasi dan berhasil dipadamkan. Menurut dia, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Namun, kerugian mencapai Rp3,97 miliar.

Tidak layak

Sebelum terbakar, kondisi Pasar Lontar memang sudah tidak layak. Ketua Kelompok Pedagang Sembako Pasar Lontar Sudiro, 51, mengatakan pasar tempat ia berdagang memang sudah waktunya direnovasi. "Kondisi pasar memang sudah tidak layak. Atap dan saluran air pembuangan sisa dagangan sudah tidak layak," katanya. Menurut dia, saluran itu sering macet sehingga menyebabkan keluar bau tak sedap.

Selain itu, listrik di Pasar Lontar tidak terintegrasi di satu sumber. "Ada yang listrik sendiri, ada yang dari pasar. Macam-macam," kata Sudiro. Kesemrawutan ini, menurut Sudiro, menyebabkan korsleting listrik dan membakar ratusan kios di pasar tersebut. "Pasar ini sudah waktunya dibenahi," katanya sambil membersihkan puing di tokonya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya