Headline
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan
Banjir yang kerap melanda Jakarta kembali menjadi sorotan. Dampaknya tidak main-main: kemacetan parah, aktivitas ekonomi warga terganggu, hingga kerusakan berbagai infrastruktur vital.
Pengamat kebijakan publik Sugiyanto menilai bahwa banjir Jakarta bukan masalah baru. Sejak era kolonial Belanda, persoalan ini sudah menjadi bagian dari sejarah kota. Namun, kondisi saat ini semakin kompleks akibat degradasi lingkungan, alih fungsi lahan, dan tata ruang kota yang menyimpang.
"Banjir di Jakarta adalah persoalan struktural dan kultural yang berulang karena lemahnya penanganan jangka panjang," ungkap Sugiyanto dalam pernyataannya kepada Media Indonesia (8/7).
Menurutnya, diperlukan langkah-langkah strategis, konkret, dan berani untuk mengatasi akar permasalahan banjir secara sistematis dan berkelanjutan.
Sugiyanto menjelaskan, ada tiga faktor utama penyebab banjir di Jakarta:
Berikut adalah 15 rekomendasi langkah efektif yang dapat diterapkan dalam jangka pendek, menengah, dan panjang:
Pejabat yang terbukti gagal harus dicopot dari jabatannya. Evaluasi menyeluruh ini penting sebagai bentuk akuntabilitas publik.
Pemilihan pejabat harus berbasis kompetensi teknis di bidang pengelolaan air, lingkungan, dan infrastruktur.
Sodetan Ciliwung dan Bendungan Ciawi–Sukamahi harus dievaluasi agar berfungsi maksimal dalam mengendalikan debit air dari hulu.
Tanggul laut di Jakarta Utara penting untuk menahan rob, terutama karena penurunan muka tanah yang terus berlangsung.
Melakukan pelebaran, pengerukan, dan penguatan tanggul sungai seperti Ciliwung, Pesanggrahan, dan Angke secara menyeluruh.
Pemindahan warga ke hunian layak harus dilakukan dengan pendekatan sosial dan komunikasi dua arah yang adil.
Pembangunan ruang tampungan air hujan di titik strategis juga berfungsi sebagai ruang terbuka hijau.
Penambahan serta otomatisasi pompa dan pintu air diperlukan agar respons terhadap kenaikan air lebih cepat.
Pemerintah harus membuat aturan tegas disertai sanksi, serta menggalakkan edukasi dan pengawasan lingkungan.
Eksploitasi air tanah mempercepat penurunan tanah. Regulasi izin pengambilan air harus diperketat, terutama untuk industri.
Drainase lama harus diperbaharui agar sesuai dengan proyeksi intensitas hujan jangka menengah dan panjang.
Pembuatan sumur resapan wajib bagi rumah dan gedung. Pemerintah dapat memberi insentif dan panduan teknis.
Underground reservoir terbukti efektif di kota besar seperti Tokyo dan Kuala Lumpur dalam meredam banjir.
Perubahan pola pikir masyarakat adalah kunci keberhasilan jangka panjang dalam pencegahan banjir.
Banjir tidak akan terselesaikan tanpa kepemimpinan yang berani, konsisten, dan berbasis tata kelola yang baik.
Permasalahan banjir Jakarta hanya bisa diatasi melalui pendekatan terintegrasi antara kebijakan teknis, keberpihakan sosial, serta kesadaran kolektif masyarakat.
“Banjir bukan sekadar persoalan air, tapi juga soal keberanian mengambil keputusan yang berdampak jangka panjang,” pungkas Sugiyanto.(Z-10)
Banjir setinggi hingga satu meter melanda 23 desa di 13 kecamatan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, sejak Senin malam (7/7), akibat curah hujan tinggi dan luapan sungai.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta melaporkan bahwa hingga Selasa sore (8/7), banjir masih menggenangi 29 Rukun Tetangga
Banjir besar yang melanda Jakarta dua hari sebelumnya merupakan kejadian luar biasa akibat rob, curah hujan tinggi, serta banjir kiriman dari wilayah hulu.
Peningkatan genangan ini merupakan dampak gabungan dari curah hujan tinggi, pasang maksimum air laut, dan luapan sejumlah sungai utama.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved