Ria Rio,Wahana Rekreasi di Timur Jakarta yang Memikat

KURSI-KURSI taman yang disediakan di sekeliling Waduk Ria Rio terisi penuh hampir setiap sore. Warga dari segala rentang usia kerap datang untuk menikmati keasrian suasana waduk yang diresmikan pada 2013 oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Joko Widodo. "Suasananya tenang. Padahal berbatasan persis dengan Jalan Ahmad Yani," kata Kris, 19, warga Pulomas yang kerap datang ke waduk itu saban sore bersama teman-teman sebayanya. Taman di Waduk Ria Rio memang terlihat asri.

Pohon-pohon rindang tinggi menjulang di taman seluas 25,8 hektare. Beragam pohon ada di sana, salah satunya baobab, pohon asal Afrika yang tingginya mencapai 30 meter. Selain menikmati suasana taman, warga yang datang juga bisa melihat waduk yang kini asri, bersih dari sampah, dan bebas dari eceng gondok. Stevanie, 29, warga Pulomas lainnya, juga mengaku sering datang untuk berolahraga di sana pada pagi hari.

"Jakarta harus punya banyak taman seperti ini," kata Stephanie. Selain menjadi tempat rekreasi, kehadiran Waduk dan Taman Ria Rio juga mampu menghilangkan genangan di Jalan Ahmad Yani yang sebelumnya selalu muncul saat hujan turun deras. Sebelum ditata, waduk kerap penuh sampah. Aliran air di saluran penghubung yang berasal dari Rawamangun juga sering meluap.

Sukiyanto, penjaga keamanan di Taman Ria Rio, menjelaskan kini air yang datang bisa mengalir ke waduk dan dikeluarkan ke Kali Sunter, bahkan meski waduk mendapat limpahan dari dua saluran penghubung di sisi selatan dan timur waduk. Hanya saja kedua saluran itu masih sering mendatangkan sampah karena alirannya itu buangan dari perumahan warga di sekitar waduk. "Makanya setiap pagi selalu ada petugas dari dinas kebersihan. Kadang mereka bersihkan dari pinggir, kadang ke tengah dengan perahu," kata Sukiyanto.