KOKO, 41, mengayuh tuas pompa pada tempat penyimpanan bensin yang selangnya tersambung ke tangki bahan bakar minyak (BBM) sepeda motor pembeli.
Setelah melayani pengisian BBM jenis premium dengan harga Rp9.000 per liter kepada pengemudi sepeda motor, ia kemudian merapikan kembali peralatannya.
Koko ialah salah seorang penjual bensin berlabel Pertamini di kawasan Manggarai Selatan, Jakarta Selatan.
Wadah bensin Pertamini yang dikelolanya berbentuk kotak warna merah dilengkapi atap berukuran setengah meter. Di dalam kotak itulah terdapat tabung penyimpanan bahan bakar berkapasitas 200 liter.
Laki-laki itu mengaku baru beberapa bulan mengelola usaha Pertamini.
Ia tertarik membuka usaha tersebut lantaran dianggap lebih baik ketimbang berjualan bensin eceran tanpa label seperti yang dilakukan sebelumnya.
Sejak banyak Pertamini, tuturnya, para pengendara motor yang biasanya membeli premium di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) kini memilih membeli di BBM di tempat penjualan miliknya.
"Keuntungannya juga bagus ketimbang berjualan bensin eceran pada umumnya. Pembeli di Pertamini enggak takut BBM-nya dicampur," kata dia.
Dalam satu hari ia mampu menjual 70 sampai 100 liter bensin dengan harga Rp9.000 per liter.
Dari setiap liter premium yang dijualnya, ia mendapatkan keuntungan Rp1.600 karena harga beli dari SPBU Rp7.400.
Dengan modal peralatan yang bisa dipindah-pindahkan seharga Rp5,6 juta itu, ia bisa menangguk untung Rp112 ribu sampai Rp160 ribu per hari.
Untuk bisa membuka usaha Pertamini, kata Koko, ia hanya perlu mengurus perizinan ke SPBU dan mengisi formulir.
Akan tetapi, bisa juga ia membeli langsung di agen-agen resmi Pertamini.
"Kalau soal izin, paling izin ke SPBU saja karena bensin ini dibeli dari SPBU," jelasnya.
Namun, ia mengakui peralatannya tidak dilengkapi alat pemadaman apibila terjadi kebakaran.
Kepala Suku Dinas Pema-dam Kebakaran Jakarta Selatan Irwan menuturkan izin keamanan atas usaha Pertamini belum pernah dibahas di tingkat kota ataupun provinsi.
Padahal, potensi kebakaran di tempat penjualan bensin Pertamini lebih besar daripada SPBU yang standar keamanannya bisa dipertanggungjawabkan.
Potensi kebakaran di Pertamini, ujarnya, bisa terjadi karena bensin yang tercecer terkena percikan api.
Selain itu, guncangan bensin di dalam tangki saat didorong ke pangkalan Pertamini juga dapat menimbulkan kebakaran apalagi bila tangki bensin bocor.
"Saya imbau penjual dan pembeli bensin di Pertamini hati-hati dan waspada terhadap potensi bahaya (kebakaran)," tandasnya.