Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

Bus Mewah,tapi kok Mirip Angkot

(Putri Anisa Yuliani/J-1)
10/10/2016 03:40
Bus Mewah,tapi kok Mirip Angkot
(MI/ARYA MANGGALA)

SUPRIHATIN, 56, hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala saat melihat ulah penumpang bus pengumpan jurusan Kebayoran Lama-Tanah Abang yang ia tumpangi. Penumpang tersebut berkeras minta diturunkan di bawah jembatan penyeberangan orang (JPO) karena sedang hujan deras saat itu. Sang sopir dan petugas akhirnya mengamini permintaan tersebut. Alasannya, belum ada halte khusus bus pengumpan di sekitar situ dan halte selanjutnya masih jauh dari tujuan si penumpang.
Tak hanya itu, karena minimnya halte dan titik transit, tak jarang sopir berhenti untuk menaikkan penumpang bukan dari halte.

Sebagai penumpang langganan bus itu, Suprihatin menyayangkan minimnya halte pemberhentian yang khusus diperuntukkan bus pengumpan tersebut. Tak jarang, area transit bukan berupa halte, melainkan trotoar sempit yang ditandai dengan tiang besi berpapan dua rambu, yakni bus stop dan plang Trans-Jakarta. Padahal, sebagian besar penumpang di rute itu ialah para perempuan yang berusia paruh baya, yang berangkat dan selesai berbelanja di Pusat Grosir Metro Tanah Abang, Jakarta Pusat. "Saya lihat kalau bus yang putih biru ini berhentinya cuma di halte atau rambu Trans-Jakarta. Tapi yang ini kok berhenti di mana-mana ya. Jadi sama kayak angkot lainnya," ucap Suprihatin, Minggu (9/10).

Keberadaan bus pengumpan tersebut sesungguhnya sangat membantunya karena rutenya bisa menyambungkan penumpang ke stasiun terdekat dari Blok A dan Blok B Pasar Tanah Abang. Ia mengaku cukup terpukau dengan kehadiran bus pengumpan itu. Selain tarifnya yang sangat murah, hanya Rp3.500, dan melayani transaksi nontunai bagi pemegang kartu e-money, bus itu juga dilengkapi dengan pendingin ruangan serta kursi yang empuk. Apalagi, sambung nenek dua cucu itu, bus itu memudahkannya menuju Pasar Tanah Abang dari tempat tinggalnya di Kebayoran Lama.

Namun, satu-satunya kekurangan bus itu ialah minimnya halte sehingga penumpang harus naik-turun di sembarang tempat. "Busnya bagus dan mewah, tapi kok jadi mirip angkot ya," sindir Suprihatin kepada sopir bus itu. Humas PT Trans Jakarta Prasetya Budi mengakui masih ada kekurangan dalam layanan halte buat bus pengumpan itu. "Memang masih dalam penataan soal halte karena kami masih dalam pembahasan perhitungan jarak antartitik transit serta jumlah penumpang," katanya.

Sejauh ini tren jumlah penumpang bus pengumpan Kebayoran Lama-Tanah Abang cukup baik. Pada hari kerja, jumlah penumpang dapat mencapai 650 orang hingga 700 orang. Sementara itu, pada akhir pekan, jumlah penumpang mencapai 550 orang.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya