Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
‘Di lintas Melawai muda-mudi
selalu pasang aksi
Pakaian, jam tangan
persaingan antar-Eropa digemarinya’
REMAJA era 80-an pasti tahu penggalan lagu Hary Mukti itu. Jalan Melawai, Jakarta Selatan, saat itu dijadikan tema lagu anak muda. Daerah itu merupakan tempat nongkrong anak muda dan arena kongko bagi yang orang dewasa.
Ibarat ada gula ada semut, banyak orang berkumpul lalu satu persatu pedagang kaki lima (PKL) bermunculan. Dalam perkembangannya, kawasan di sana menjadi semrawut akibat membeludaknya PKL. Hampir setiap tahun selalu ada penertiban PKL di sana, tapi mereka selalu datang kembali.
Kini, Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Selatan mulai menata para PKL di sana. Daripada ditertibkan dan kembali lagi, mereka dikumpulkan di Pusat Jajanan Serba Ada (Pujasera) Melawai. Mereka merupakan hasil penertiban PKL di kawasan Blok M.
Pujasera yang diresmikan Wali Kota Jakarta Selatan/Jaksel Tri Kurniadi, kemarin, itu berlokasi di belakang Taman Sepeda di Jalan Melawai Raya, Kebayoran Baru, Jaksel. Di lokasi itu, dulunya tempat ada 42 PKL yang berdagang, lalu mereka ditertibkan pada Oktober tahun lalu.
Pemkot Jaksel pun mengembalikan PKL yang dulu ditertibkan ke lokasi semula. Tentunya dengan penataan lebih ciamik, bersih, dan nyaman bagi pembeli.
“Awalnya mereka di sini, tapi kami tertibkan karena kotor dan semrawut. Setelah itu, minta pindah ke sini lagi. Namun, mereka harus berjanji bertanggung jawab atas kebersihan dan kerapian lokasi,” tegas Tri Kurniadi.
Penataan kembali lokasi PKL menjadi pujasera itu turut melibatkan perusahaan swasta, yakni PT Sinar Sosro melalui kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan.
Sebelum pedagang menempati lokasi di pujasera, mereka mendapat sosialisasi cara berdagang yang bersih dan sehat. Mereka yang telah mengikuti sosialisasi mendapat kartu anggota PKL binaan dari Sudin Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan (KUMKMP) Jaksel. Mereka diwajibkan membuka rekening Bank DKI untuk membayar retribusi sebesar Rp3.000 per hari. Setelah itu, barulah mereka menempati kios di sana.
PKL di sana juga didaftarkan keanggotaan BPJS Ketenagakerjaan oleh Pemkot Jaksel. Iuran pedagang untuk BPJS sebesar Rp16.800 per bulan akan dibayarkan BPJS Ketenagakerjaan selama tiga bulan pertama.
“Ini program yang sangat baik untuk menjangkau pekerja informal agar memiliki asuransi ketenagakerjaan, sebab bekerja di lingkungan luar ruangan (outdoor) tentunya berisiko lebih besar ketimbang di dalam ruangan,” kata Direktur Utama Bank DKI Kresno Sediarsi.(Putri Anisa Yuliani/J-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved