Headline

Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.

Goyangkan Badan dengan Musik Sampah

Nelly Marlianti/J-3
04/9/2015 00:00
Goyangkan Badan dengan Musik Sampah
(MI/BARY FATHAHILAH)
MENIKMATI permainan tujuh pemuda yang begitu ringan memukul-mukul panci bekas hingga penyok-penyok dan berwarna hitam di bagian bawahnya, juga memukul-mukul gentong bekas yang bagian badannya berlubang, dan galon bekas yang sudah retak-retak, serta ember bekas cat tembok, cukup mengasyikkan.

Suara yang dikeluarkan dari alat musik dari barang bekas tersebut bisa diterima telinga dengan nyaman.

Sesekali di tengah alunan musik, suara teriakan khas mereka terlontar selama pertunjukan musik dari sampah bekas peralatan rumahan tersebut.

Puluhan orang yang tengah berolahraga di area car free day di Jalan Jenderal Sudirman dekat halte busway Tosari, Jakarta, pekan lalu, menyempatkan diri menyaksikan pertunjukan mereka.

Beberapa pengunjung spontan menggoyangkan badan mengikuti irama yang tercipta dari panci gosong, galon pecah, dan gentong bocor tersebut.

Alat musik tujuh pemuda yang masih berstatus sebagai mahasiswa Institut Ilmu Sosial Ilmu Politik (IISIP) Jakarta Selatan itu berupa barang bekas alias sampah yang sudah tidak bisa digunakan lagi.

Namun, di tangan mereka, semua itu menjadi alat musik yang khas dan enak didengar.

Mereka menamakan diri Kreasi Musik Sampah (Kresipa).

Gaya pukulan yang dipadukan pun bukan sekadar pukulan.

Mereka menggabungkan unsur musik tradisional Indonesia yang diadopsi ke dalam barang-barang bekas tersebut, misalnya gaya pukulan dari gendang Sunda, Sumatra, dan Bali.

"Kami ingin mengubah pandangan bahwa sampah itu sudah tidak bisa digunakan lagi. Kami ingin sampah-sampah itu disulap menjadi sesuatu yang berguna untuk melestarikan budaya Indonesia," ujar Ketua Kresipa Rizki kepada Media Indonesia.

Kresipa merupakan grup musik dari unit kegiatan musik mahasiswa IISIP Jakarta, yang digagas Rizki bersama dengan 13 rekannya.

Awal terbentuknya grup tersebut, ungkap Rizki, didorong dari tuntutan kreativitas anggota Musik Mahasiswa IISIP per angkatan.

Karena itu, kemudian dirinya dan 13 temannya memilih mengunakan sampah untuk dijadikan grup musik.

"Jadi kebetulan sejak SMA saya dan teman saya sudah belajar musik dari sampah. Karena dituntut kreatif dalam bermusik, saya bawa gagasan ini ke kampus. Ternyata diterima, dan berdirilah Kresipa pada 2012," kenangnya.

Kresipa tidak hanya bermain di kampus.

Mereka kerap dipanggil manggung ke Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali.

Bahkan grup musik itu pun menjadi grup musik yang mengisi kegiatan kampanye World Wildlife Fund (WWF) dan Green Peace.

Harapan Rizki, musik mereka bisa menembus dunia internasional.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya