Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Jumlah Kasus TBC di Surabaya Tinggi, Pemkot Lakukan Screening

Faishol Taselan
12/7/2024 17:21
Jumlah Kasus TBC di Surabaya Tinggi, Pemkot Lakukan Screening
Petugas medis memperlihatkan hasil rontgen paru-paru warga terindikasi TBC saat pemeriksaan di SDN Duren Tiga 01, Jakarta(ANTARA FOTO/Rina Nur Anggraini)

JUMLAH kasus Tuberkulosis (TBC) di Kota Surabaya mencapai 5.800 kasus hingga akhir Juni 2024. Pemerintah Kota Surabaya gerakkan screening di tingkat kecamatan untuk memantau perkembangan kasus tersebut.

"Jumlah itu didapatkan berdasarkan upaya aktif pemerintah kota (Pemkot) melakukan screening dengan harapan bisa menemukan kasus sebanyak-banyaknya, sehingga bisa melakukan pengobatan secepat-cepatnya," kata Kepala Dinkes Kota Surabaya, Nanik Sukristina di Surabaya, kemarin.

Dari jumlah tersebut wilayah dengan kasus terbanyak yaitu Surabaya Utara, diikuti oleh daerah Barat dan Timur. Sedangkan wilayah lain ditemukan namun jumlahnya kecil.

Baca juga : BSKDN Kemendagri Dukung Pemkot Surabaya Tingkatkan Budaya Inovasi Berkelanjutan

"Setiap bulan kita lakukan screening. Jadi kalau kemarin angka (bulan) Mei itu 3.000, untuk angka sampai dengan 30 Juni itu kita sudah 5.800 kasus. Kalau dari targetnya sih untuk (penemuan) kasus di Kota Surabaya itu 14 ribuan (tahun 2024)," ujarnya.

Adapun tingginya temuan kasus yang mencapai 5.800 itu, dikarenakan kondisi pemukiman yang padat di Surabaya sehingga menjadikan penularan TBC jadi lebih cepat dan sulit dikendalikan.

"Saat ini, wilayah dengan kasus TBC terbanyak di Surabaya adalah daerah padat penduduk, khususnya di Surabaya Utara. Menyusul kemudian wilayah Barat dan Timur," ungkap Nanik.

Baca juga : Ajinomoto Luncurkan Fasilitas Waste Station dan Edukasi Masyarakat

Karenanya, kata dia, Pemkot Surabaya terus aktif melakukan upaya optimal melibatkan seluruh elemen masyarakat dalam penanganan maupun pencegahan terhadap penyakit yang menurut catatan organisasi kesehatan dunia (WHO) itu menyebabkan 16 orang di Indonesia meninggal per jamnya.

Screening ini dilakukan melalui pembinaan terpadu di Posyandu dan Puskesmas yang tersebar di seluruh wilayah Kota Surabaya. Petugas kesehatan, lanjutnya, juga turun langsung ke masyarakat untuk melakukan pemeriksaan dan mendeteksi TBC serta penyakit lainnya.

"Dengan melakukan screening secara terintegrasi, kita tidak hanya menemukan kasus TBC, tetapi juga penyakit lainnya yang dapat segera ditangani. Semua pengobatan TBC yang ditemukan akan ditanggung oleh pemerintah hingga pasien benar-benar sembuh," jelas Nanik. 

Namun, tantangan yang dihadapi saat ini adalah masih banyak warga yang enggan memeriksakan diri. Untuk itu, Dinas Kesehatan Kota Surabaya terus melakukan perluasan penjangkauan agar masyarakat lebih proaktif dalam melakukan pemeriksaan kesehatan.

"Kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk ikut serta dalam upaya penanggulangan TBC ini. Jika ada wilayah yang belum terjangkau screening, masyarakat bisa mengusulkan kepada Dinas Kesehatan untuk dilakukan pemeriksaan," kata Nanik. (FL)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Reynaldi
Berita Lainnya