Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Kejar Target MRT, 12 Jam di Perut Bumi

MI
10/9/2016 08:26
Kejar Target MRT, 12 Jam di Perut Bumi
(Antara/Rosa Panggabean)

SURYONO, 27, menyeka dahinya yang berkeringat dengan lengan kemejanya yang panjang yang berwarna biru muda. Buruh bangunan asal Jawa Tengah itu tak mengetahui saat itu telah memasuki pukul 10.00, saat istirahat pagi tiba.

Ia tetap memotong sebuah rangka besi dengan menggunakan gergaji mesin. Namun, saat ia melihat pekerja lain meninggalkan tugas masing-masing dan mengambil air mineral di satu titik tumpukan kardus, ia baru menghentikan pekerjaan.

Tanpa memedulikan sekitar, ia berlesehan bersama puluhan pekerja lain di lantai yang penuh debu. Ia mengipas-ngipas wajahnya, menghalau panas. Kemeja Suryono basah kuyup karena keringat.

Suryono merupakan salah satu dari ratusan pekerja penggalian terowongan bawah tanah untuk infrastruktur transportasi massal atau moda raya terpadu (MRT), yang merupakan megaproyek PT MRT Jakarta yang dinaungi Pemerintah Provinsi DKI. Suryono dan ratusan pekerja lain harus bekerja selama 12 jam di bawah tanah, pada kedalaman sekitar 20-30 meter. Jam kerjanya sejak pukul 08.00 hingga pukul 20.00, setiap hari.

“Bahkan, kalau ada pengecoran, ia bisa lembur sampai pukul 00.00, bahkan 03.00,” kata Suryono kepada Media Indonesia, Kamis (8/9).

Karena itu, ia mengaku tidak merasakan siang atau malam karena lingkungan kerjanya selalu diterangi dengan lampu. Di bawah tanah ia tak mengetahui kondisi luar. Ia juga harus siap diselubungi hawa pengap karena minimnya embusan angin. Hal itu juga masih ditambah prosedur pengamanan yang membuatnya harus selalu menggunakan kemeja lengan panjang, celana panjang, sepatu but tebal, helm pengaman, serta rompi berwarna hijau terang. Belum lagi suara-suara mesin dan alat berat yang saling bersahutan dan memekakkan telinga. Gema bunyi mesin dan alat berat pasti terdengar sepanjang terowongan.

“Awalnya stres karena kalau bangun gedung, biarpun ada basement, lama-lama akan kerja di atas tanah juga. Ini tidak, sepanjang hari hanya di bawah. Tapi lama-lama terbiasa,” ujarnya

Suryono menyatakan, kendati pekerjaannya sangat berat, ia sudah nyaman menjadi buruh bangunan panggilan dari sebuah BUMN. Gaji dan tunjangannya jelas. Keselamatan prosedur pun sangat ketat. Itu membuatnya merasa aman.

Deputi Konstruksi Manajer Shimz Obayashi Wika Jaya Konstruksi Joint Venture (SOWJ), Muhammad Destrial, yang bertanggung jawab terhadap jalannya konstruksi MRT, di paket Istora dan Senayan, mengatakan pihaknya memang merekrut buruh bangunan yang teruji dengan proyek-proyek besar.

Pengalaman buruh bangunan tersebut penting karena panjang proyek terowongan bawah tanah MRT ini 8 kilometer. “Pengerjaan infrastruktur sepanjang 8 kilometer ini baru akan selesai dalam waktu empat tahun. Jadi, memang harus buruh yang pengalaman dan tahan banting,” ujar Destrial. (Putri Anisa Yuliani/J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik