Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Calo Obat di Pramuka Tiarap

MI
09/9/2016 07:55
Calo Obat di Pramuka Tiarap
(Antara/Rosa Panggabean)

NILAM Sari, 28, sabar menunggu antrean pembelian obat di salah satu kios obat di Pasar Pramuka, Jakarta Timur, kemarin. Terbongkarnya penjualan obat palsu, ilegal, serta kedaluwarsa tidak memengaruhinya. Ia tetap rutin membeli ventolin, obat asma untuk ibunya di pasar tersebut. “Per tiga bulan saya beli obat di sini. Habis gimana ya, lebih murah soalnya. Beda harganya bisa sampai 20%,” tuturnya.

Selain toko obat tempat Nilam Sari berbelanja, toko-toko lainnya pun tetap sibuk melayani pembeli. Situasi di pasar tersebut sama seperti pasar pada umumnya, kontras dengan kondisi beberapa waktu lalu. Saat polisi belum menggerebek pasar berlantai empat yang sudah berdiri sejak 1975 tersebut.

Saat itu, para calo obat berkeliaran di setiap sudut pasar. Menawarkan obat secara ilegal. Kebanyakan dari mereka menawarkan dumolid atau obat penenang kepada pengunjung yang datang.

“Bos ada nih dumolid. Mau? Cuma Rp150 ribu (satu strip),” tawar seorang calo kepada Media Indonesia.

Dumolid merupakan obat nitrazepam yang masuk daftar obat psikotropika golongan empat. Berdasarkan aturan, obat itu tidak bisa dijual bebas tanpa resep dokter.

Para calo obat itu kerap menunggu calon pembeli di anak tangga setiap lantai Pasar Pramuka. Di setiap anak tangga, ada dua sampai empat calo yang menunggu mangsa. Demi mendapatkan pembeli, mereka bahkan tak segan memaksa.

Media Indonesia mendapati seorang calo bertransaksi dengan perempuan muda. Perempuan yang membayar satu setrip dumolid itu tidak boleh mengekor si calo mengambil obat di toko. Ia diminta menunggu di anak tangga. “Saya disuruh tunggu di sini, enggak boleh ikut ambil barang,” ujar perempuan itu dengan nada gelisah.

Perempuan itu kemudian menawari Media Indonesia untuk ikut membeli sesuatu. “Lu mau cari obat penenang apa? Dumolid, riklona, camlet juga ada. Tergantung mau ngefeknya gimana, bos. Obat gugurin (kandungan) juga ada,” kata perempuan itu.

Manajer Area Timur I PD Pasar Jaya Sion Purba mengatakan dirinya memang pernah mendengar adanya praktik calo obat ilegal terjadi di Pasar Pramuka. Saat ini pihaknya tengah mengupayakan agar praktik seperti itu tidak terjadi lagi. Ikhwal peredaran obat kedaluwarsa, pihaknya tengah berkoordinasi dengan Badan Pom untuk melakukan pembenahan. (Akmal Fauzi/J-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik