Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
PEMBANGUNAN jalan alternatif yang menghubungkan kawasan Sentul, Kabupaten Bogor, dengan Puncak dan Cipanas yang dikenal juga dengan sebutan Jalur Puncak II atau Poros Timur Tengah hingga kini masih menggantung.
Lahan untuk jalur sepanjang 48,7 kilometer (km) itu baru terbebaskan 18 km dengan lebar 30 meter sebab proyek yang dimulai pada 2012 tersebut terhenti sejak 2014 terkait dengan dugaan korupsi Rp24 miliar yang melibatkan Kepala Balai Pengelolaan Jalan wilayah III Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat, Engkos Kostaman, dalam proyek pemeliharaan jalan dan jembatan.
Berdasarkan pantauan, kondisi jalan yang sudah terbangun kini rusak. Badan jalan yang telah diaspal di beberapa titik terbelah, retak dan longsor, sedangkan jalan yang belum sempat diaspal telah berubah mirip kubangan kerbau. Oleh karena itu, jalur tersebut sekarang lebih banyak digunakan untuk aktivitas offroad oleh para pengendara dari Jakarta dan sekitarnya.
Kepala Balai Wilayah IV Ditjen Bina Marga pada Kementerian Pekerjaan Umum Bambang Hartadi mengatakan, berdasarkan studi kelayakan pada 2010, proyek pembangunan jalan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di jalur Puncak tersebut menelan biaya Rp600 miliar. Sebelum pembangunannya dihentikan, dana yang telah dikeluarkan lebih dari Rp70 miliar.
“Dana yang telah dikeluarkan lebih dari Rp70 miliar. Dana sebesar itu dikeluarkan pada 2012 dan 2013, terakhir 2014 sebesar Rp5 miliar, tapi tidak terpakai karena belum ada serah terima lahan,” katanya, saat dihubungi, kemarin.
Menurutnya, pembangunan jalan tersebut kemungkinan akan dilanjutkan. Bahkan, sepekan lalu ia telah dipanggil oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Mochamad Basoeki Hadimoeljono untuk menjelaskan kondisi Jalur Puncak II. Dalam waktu dekat, Menteri juga akan meninjau lokasi proyek tersebut.
Jika pembangunan jalan yang seluruhnya menggunakan dana APBN tersebut akan dilanjutkan tahun depan, ujar Bambang, pemerintah harus memutuskan dan menyediakan anggaran dari pos lain sebab pada 2017 tidak ada alokasi anggaran untuk proyek itu.
Anggaran yang dibutuhkan untuk melanjutkan pembangunan jalur Sentul-Puncak-Cipanas juga diperkirakan akan berubah sebab angka Rp600 miliar diperoleh berdasarkan studi kelayakan pada 2010.
Sementara itu, Bupati Bogor Nurhayanti menyatakan megaproyek itu seharusnya dilanjutkan karena lalu lintas kendaraan di jalur Puncak I sudah overload. (DD/J-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved