PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) meresmikan kelanjutan pengeboran sodetan Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur (KBT) di Kebon Nanas, Jakarta Timur, Rabu (18/2).
Saat tiba di lokasi proyek pembangunan sodetan Kali Ciliwung ke KBT kawasan Kebon Nanas, Jakarta Timur, Jokowi disambut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama serta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono.
Setelah itu, ketiga pejabat tersebut langsung melihat maket pengerjaan proyek sodetan Kali Ciliwung.
Saat mereka melihat maket, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memberikan keterangan kepada Jokowi dan Ahok, sapaan akrab Basuki Tjahaja Purnama.
"Kita sudah memasang lima pipa di sodetan ini, Pak Presiden. Total panjang 12,5 meter. Sekarang, Bapak meresmikan pengerjaan pipa yang keenam," kata Ahok kepada Jokowi.
Ahok menyatakan pihaknya bekerja selama 24 jam untuk mengebut pengerjaan proyek penanganan banjir di Jakarta.
Selain itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat juga melibatkan 13 ahli pengeboran terowongan dari Jepang.
"Ada 13 tenaga ahli dari Jepang yang kita libatkan dalam proyek ini," ujarnya.
Seusai meresmikan proyek sodetan Kali Ciliwung, ketiga pejabat itu meninjau langsung pengerjaan proyek sodetan di dalam tanah.
Mereka menaiki lift untuk turun ke bawah tanah dengan kedalaman 17 meter.
Beli genset Pemprov DKI Jakarta menggunakan dana tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) yang dihimpun oleh Tahir Foundation untuk membeli genset pompa.
Dana CSR senilai Rp7 miliar itu juga dihimpun oleh Perhimpunan Masyarakat dan Pengusaha Indonesia Tionghoa (Permit).
Ahok pun meminta dana CSR tersebut langsung digunakan oleh Tahir Foundation dan Permit untuk membeli genset. Hal itu diminta Ahok karena jika dana sudah masuk ke APBD, proses penganggar-an pembelian lebih berbelit-belit.
"Mereka transfer ke pihak sana (produsen genset). Lebih baik kami langsung dapat barangnya. Kalau dananya masuk ke kami dan masuk ke APBD, kami repot," kata Ahok.
Selain untuk membeli genset yang akan menjadi cadangan tenaga listrik bagi pompa-pompa, dana CSR itu juga ingin digunakan untuk mendanai perbaikan jaringan listrik yang mengalir ke rumah warga dan rumah-rumah pompa milik Pemprov DKI.
Hal itu, menurut Ahok, harus dilakukan untuk mencegah matinya listrik di rumah pompa saat banjir yang mengakibatkan pompa tidak bekerja.
"Kita mau alokasikan untuk mengamankan seluruh rumah pompa di utara, termasuk kabel-kabelnya, karena yang utara ini sudah hanya tinggal 2,8 meter di atas muka laut. Kalau pasang dan tidak dipompa, habis," ujar Ahok.