Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Pulau Payung Besar Butuh Kantor Pelabuhan

Basuki Eka Purnama
07/7/2016 18:52
Pulau Payung Besar Butuh Kantor Pelabuhan
(MI/Atet Pramadia)

PULAU Payung Besar di Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Jakarta, butuh sebuah kantor pelabuhan yang memadai. Hal itu dikatakan Kepala Pelabuhan Payung Besar Hendarmanto.

Saat ini, tutur Hendarmanto, Kamis (7/7), hanya ada sebuah tenda yang digunakan untuk operasional pelabuhan. Padahal jumlah pengunjung ke daratan yang berdekatan dengan Pulau Tidung tersebut cukup tinggi.

"Selalu ada pengunjung yang datang. Setiap hari ada sekitar 30 orang, pada akhir minggu bisa 70--80 orang. Jumlah ini bahkan dapat melonjak pada hari libur, bisa mencapai 500 orang," ujar Hendarmanto.

Dia melanjutkan, setiap hari, Pulau Panjang disinggahi oleh kapal-kapal pembawa pengunjung, mulai dari kapal Kerapu milik Dinas Perhubungan DKI dan feri atau kapal ojek yang berangkat dari Pelabuhan Kali Adem, Muara Angke, hingga kapal yang berangkat dari Ancol.

Kapal Kerapu sendiri berangkat setiap pukul 08.00 WIB dari Muara Angke dan pukul 13.30 WIB dari Pulau Payung Besar.

Namun, Pulau Payung Besar belum memiliki kantor tetap walau sudah memiliki seorang Kepala Pelabuhan.

Penjualan tiket menuju Muara Angke pun dilakukan berpindah, di tenda atau di warung-warung yang ada di sekitar pulau.

"Kalau begini kami agak sulit bekerja," kata Hendarmanto.

Menurut Hendarmanto, sebenarnya pembangunan kantor pelabuhan sudah masuk dalam perencanaan untuk direalisasikan pada 2017. Akan tetapi, proyek tersebut gagal dengan alasan yang belum diketahui.

Padahal, dia menambahkan, Dinas Perhubungan sudah memiliki lahan di Pulau Payung Besar bagian selatan.

"Kalau pelabuhan ada, pemerintah bisa membangun pelabuhan permanen yang bisa menjadi tempat bersandar lebih dari 10 kapal berukuran besar. Selain itu bisa memberdayakan masyarakat sekitar untuk bekerja di kantor itu," tutur Hendarmanto.

Pulau Payung Besar memang hanya memiliki satu pelabuhan, yaitu pelabuhan apung semipermanen dibangun pada 2008.

Hal itu mendapat dukungan dari Ketua Asosiasi Jasa Wisata Kepulauan Seribu Musle. Dia mengatakan keberadaan pelabuhan permanen bisa meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Payung Besar.

"Dermaga apung yang ada seperti saat ini hanya menjadikan Pulau Payung Besar itu menjadi tempat transit saja. Kapal-kapal tradisional besar sulit untuk sandar," ujar Musle.

Ada lima pulau di Kepulauan Seribu yang telah memiliki kantor pelabuhan permanen yaitu Pulau Untung Jawa, Pulau Pramuka, Pulau Tidung, Pulau Lancang, dan Pulau Kelapa.

Sementara yang belum, selain Pulau Payung Besar, adalah Pulau Pari, meski telah memiliki Kepala Pelabuhan. (Ant/OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya