Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Tekad Pasangan Lansia Naik Bajaj Demi Booster  

Suryani Wandari
29/3/2022 23:48
Tekad Pasangan Lansia Naik Bajaj Demi Booster  
Pasangan Danu Pranata Mulia dan Lemiarti Tandiono mengikuti vaksinasi penguat di YCAB Foundation.(Dok YCAB Foundation)

Bajaj biru mungil nampak ikut mengantre di layanan tanpa turun kendaraan atau drive thru vaksinasi covid-19 yang dihelat Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) Foundation di Kebon Jeruk, Jakarta Barat pada Selasa (1/3). Ya, jika biasanya peserta vaksinasi drive thru dilakukan dengan mengendari mobil pribadi, kali ini sepasang lansia menaiki bajaj untuk mendapatkan suntikan ketiga atau booster.

Pasangan lansia bernama Danu Pranata Mulia dan Lemiarti Tandiono terlihat duduk di kursi penumpang dan sabar menanti giliran. Mereka pun melewati alat pengukur suhu tubuh. Pasangan yang sama-sama lulusan Teknik Sipil Universitas Trisakti yang menjalin hubungan sejak kuliah itu hanya datang berdua, selain memang tak memiliki anak, mereka juga tak ingin merepotkan orang lain.  Mereka sengaja menggunakan bajaj yang telah menjadi langganan untuk pergi ke berbagai tempat selama kurang lebih 5 tahun terakhir.

Pelayanan vaksinasi drive thru yang lebih cepat dan sederhana ini memang sangat memang diminati para lansia dan kelompok rentan lainnya. Menurut Lemiarti, mereka memang sengaja mencari tempat vaksinasi yang mudah untuk sang suami yang baru saja sembuh dari serangan stroke dan masih menggunakan kursi roda.

“Ada teman saya yang kasih tahu ada i-SERVE Vaccine yang kayanya drive thru. Kemudian saya cari dari Google ternyata di YCAB Foundation Jakarta,” kata Lemiarni seperti ditayangkan sebuah program berita.

Menurutnya, vaksinasi lengkap hingga dosis ketiga  menjadi sebuah kebutuhan untuk meningkatkan daya tahan tubuh  di masa pandemi covid-19 saat  ini. Terlebih, Vaksin booster diutamakan bagi masyarakat lanjut usia (lansia) dan kelompok rentan. Bahkan untuk itu, Kementerian Kesehatan mengeluarkan peraturan terbaru mengenai vaksinasi booster, khusus untuk kelompok Lansia atau berusia di atas 60 tahun. Peraturan tersebut termaktub di dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor SR.02.06/II/ 1123 /2022 tentang Penyesuaian Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 Dosis Lanjutan (Booster) bagi Lansia

“Karena kita merasa booster vaksin itu perlu supaya kita mempunyai daya tahan tubuh yang lebih baik terhadap covid. Karena 2 vaksin kan kurang jadi mesti ditambah,” lanjut Lemiarti.

Sementara itu, Danu mengatakan dengan  tegas bahwa alasannya  harus mendapatkan vaksin lengkap yakni takut tertular virus Corona apalagi dengan kondisi dirinya yang masih melakukan fisioterapi.  Takut ketularan,” tandas Danu yang saat ini berumur 74 tahun.

Saat ini, cakupan vaksinasi Covid-19 untuk kelompok lansia masih terbilang rendah karena adanya persepsi yang salah di masyarakat umum. Kebanyakan lansia menolak divaksin lantaran takut akan kejadian ikutan pasca imuniasi (KIPI).  Selain itu juga masih ada persepsi orang dengan  penyakit penyerta atau komorbid  tidak boleh divaksin.

Kisah pasangan ini pun sampai pada telinga Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang sangat mengapresiasi atas keberanian dan semangat  keduanya mendapatkan vaksin, sehingga dapat menginspirasi banyak orang, termasuk para lansia untuk tak pernah takut menjadi sehat.

“Karena mungkin kedua orangtua ini sudah terinformasi , syukur Alhamdulillah tahu bahwa mereka adalah kelompok yang rawan jadi memang harus  booster,” ungkap Budi.

“Kita berterima kasih kepada Opa dan Oma karena telah menginspirasi seluruh senior dan lansia di Indonesia bahwa seperti Opa saja hampir 75 tahun yang sudah kena stroke masih berinisiatif untuk divaksin. Mudah-mudahan bisa ditiru oleh lansia lainnya,” lanjut Budi.

Budi sangat optimis target vaksinasi lengkap kepada para lansia ini juga akan berjalan setelah melihat berbagai gerakan masyarakat. Menurutnya, vaksinasi ini tidak akan berhasil apabila dilihat bahwa program ini hanya  milik pemerintah. Baginya vaksinasi akan berhasil jika masyarakat memang sadar dan butuh vaksinasi.

“Jadi enggak harus dipaksa. Masyarakat yang merasa butuh divaksin, itu yang akan berhasil.  Nah  ini (pasangan Danu dan Lemiarti) membuktikan bahwa mereka yang pengen di vaksin, itu yang membuat saya yakin.  Insha Allah kayanya enggak sampai 10 tahun selesai ini,” pungkas Budi. (X-16)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Iis Zatnika
Berita Lainnya